MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekransda) Provinsi Sulawesi Selatan, Lies F Nurdin, bersama Perkumpulan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, menandatangani nota kesepahaman penggunaan produk kerajinan IKM bagi lima hotel di Makassar.

Hotel yang tergabung dalam Phinisi Hospitality Group yang terdiri dari Claro Hotel, The Rinra, Dalton, Almadeera serta Remcy Hotel akan mengunakan sandal hasil kerajinan IKM yang ada di Sulsel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penandatanganan MoU ini disaksikan Gubernur Prof HM Nurdin Abdullah di Rumah Jabatan Gubernur, jalan Sungai Tangka, Makassar, Jumat (17/1/2020).

“Hotel-hotel atas nama PHRI sudah komitmen untuk memakai sandal produk masyarakt kita, jadi alhmdulillah akan ada puluhan ribu sandal produk IKM yang akan masuk ke hotel-hotel,” jelas Lies F Nurdin usai penandatanganan MoU.

Dalam kesempatan ini, Lies menekankan pentingnya para pengrajin untuk menjaga kualitas sandal yang nantinya akan digunakan oleh tamu di seluruh jenis kamar hotel.

“Seperti pesan Pak Gubernur, jaga kualitas dan kesinambungan produk, jangan sampai ada komplain dari pengguna barang,” tegas Lies.

Dukungan Dekranasda kepada para pelaku IKM juga diteruskan dengan menggandeng Dinas Perindustrian menyediakan mesin cetak sandal gunan mempercepat proses pembuatan dan menjaga kualitas sandal yang dihasilkan terjaga.

“Untuk menjaga kualitas akan dibantu mesin cetak alas sandal dari Dinas Perindustrian Sulsel,” sebutnya.

Saat ini, ada lima IKM yang mulai memasok sandal sebanyak 1.000 hingga 15.000 pasang sandal bagi lima hotel setiap bulan selama satu tahun.

Sementara, Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga mengharapkan para pengrajin sandal memerhatikan kualitas dan kontinuitas ketersediaan produk sandal bagi hotel.

“Yang perlu diperhatikan adalah, menjaga kontinuitas produksi, seperti sandal semua stok dari Jawa sudah kami hentikan, kalau bisa dijaga ini nilai ekonomi bagi para pengrajin akan sangat tinggi,” terang Anggiat.

Anggiat menyebutkan, saat pasokan sandal yang dikerjakan IKM akan digunakan bagi hotel yang berada di kelas middle-up, ia mengharapkan, para pelaku IKM juga dapat memasok kebutuhan sandal bagi hotel tipe standar.

“Ada 15.000 kamar di Makassar, kali 30 persen tingkat huni, dan ini baru satu jenis kerajinan, hotel tidak rugi demgn memesan IKM, kalau IKM untung maka konsumsi hotel dan restoran bisa meningkat,” sebut Anggiat.

Anggiat menyebutkan, dengan adanya lima hotel yang menjadi pengguna sandal produk IKM, maka ke depannya ia berharap akan ada lebih banyak hotel yang ikut menggunakan produk IKM. (*)