MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Cuaca ekstrim yang melanda Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) berdampak langsung terhadap ekspor perikanan di Sulsel.
Hal tersebut diakui Kepala Perum Perikanan Indonesia (Perindo) unit Makassar, Indar Wijaya, Senin (13/1).
Indar sapaanya mengaku, cuaca ekstrem akan menggangu jumlah ekspor perikanan, khususnya di Sulsel. Apalagi, jika kondisi ini berlangsung lama.
“Pasti berpengaruh, karena suplai akan berkurang. Apalagi untuk komoditi yang kita ekspor,” ungkap Indar.
Menurut Indar, di Makassar sendiri Perum Perindo hanya menyuplai industri ikan pengalengan. Ia mengaku sejak ekstrim yang melanda Sulsel yang saat ini tengah berlangsung membuat suplai ikan berkurang.
“Pasti berpengaruh karena suplai raw material khusus cakalang berkurang,” ujarnya.
Sementara, Pengamat Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas), Anas Iswanto Anwar mengatakan, cuaca buruk tentunya akan berdampak pada hasil tangkapan nelayan.
Ia menyarankan, harusnya sudah bisa diprediksi bahwa Indonesia mengalami masalah di cuaca. Jika hujan dengan intensitas rendah saja membuat hasil tangkapan terganggu, apalagi jika sudah pada level bencana.
“Hujan biasa saja nelayan terkadang tidak melaut, stok jadi berkurang. Apalagi kalau ada bencana. Tidak akan mungkin suplai kita bertambah,” katanya.
Seharusnya, ia mengatakan di musim lain jumlah tangkapan harus diperbanyak. Hal ini untuk menutupi kekurangan stok yang terjadi saat musim hujan.
“Ini yang kita genjot, kemudian kita simpan untuk di jadikan stok. Untuk dalam negeri saja dulu. Apalagi di waktu-waktu seperti ini, harga ikan pasti naik,” tutur Anas.
Ia menegaskan, perencanaan yang baik perlu dilakukan. Apalagi jika ingin tetap menjaga komoditas ekspor.
Sekadar diketahui, Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Makassar, mencatat selama 2019 nilai ekspor perikanan Sulsel mencapai Rp5,7 triliun. Tumbuh 396 persen jika dibandingkan pencapaian 2018 yang hanya Rp2,5 triliun saja.
Sementara untuk tahun 2020 target ekspor Perikanan tiga kali lipat dari capaian tahun 2019. (*)