ikut bergabung

BMKG: Angin Monsun Asia Tak Berbahaya


Berita

BMKG: Angin Monsun Asia Tak Berbahaya

MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Tak ada yang perlu diwaspadai dari angin monsun asia. Faktanya, angin monsun asia hanyalah istilah angin saat musim hujan terjadi. Bukan semacam badai.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar menghimbau untuk tidak khawatir berlebihan terhadap angin monsun. Pasalnya saat ini wilayah di Sulsel memang telah dilewati angin monsun asia, bahkan sejak musim hujan terjadi.

Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, Asriani Idrus mengatakan jika angin monsun atau angin baratan hanyalah istilah angin. Cirinya terjadi saat musim hujan.

Asriani menjelaskan, tandanya musim hujan dimulai memang karena adanya angin yang berasal dari arah barat, atau angin baratan, atau angin monsun asia. Berbeda dengan musim kemarau, angin yang melewati disebut monsun australia atau angin dari timur.

Angin monsun asia membawa massa uap air yang banyak, sedangkan angin monsun australia saat musim kemarau uap airnya sedikit bahkan kering.

“Kita sekaramg kan memang sudah masuk monsun asia. Jadi yang berbahaya itu bukan angin monsun asianya, tapi kecepatan angin. Kecepatan angin itu yang mempengaruhi adalah awan atau angin yang ada di atmosfer,” jelas Asriani.

Angin kencang di Sulsel sendiri memang patut diwaspadai di cuaca ekstrim kali ini. Namun untuk bulan Januari ini, Asriani memperkirakan tidak akan terjadi lagi seperti angin kemcang pada 6 Januari lalu.

Baca Juga :   Komjen (Purn) Syafruddin Diangkat Jadi Wakil Presiden Dunia Melayu Dunia Islam

Bahkan angin kencang yang terjadi lalu bukan berasal dari angin monsun. Dijelaskan Asriani, kebetulan di Australia sedang low preasure atau bertekanan rendah.

“Biasanya angin bergerak dari tekanan tinggi ke rendah. Angin baratan ini kan bergerak dari wilayah barat ke timur, menuju ke selatan. Kita itu dilalui, makamya angin kencang,” paparnya.

Kecepatan angin tertinggi di puncak musim hujan ini terjadi hingha 42 knots. Namun ini telah terjadi di 6 Januari lalu. Sehingga diprediksi saat puncak hujan ini, kecepatan angin setinggi itu tidak terjadi lagi.

“Standarnya ekstrim itu di 25 knots. Kita tetap mewaspadai sampai tanggal 12 nanti. Paling kita prediksi paling kencang 25 knot atau 48 sampai 50 meter/jam. Kalau secencang yang kemarin, kami prediksi tidak lagi,” ungkapnya.

Waspada angin kencang diperkirakan terjadi di daerah pesisir barat Sulsel. Mulai dari garis pantai Pinrang terus keselatan hingga Takalar.

Sementara Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah menghimbau untuk tetap waspada. Namun dikatakannya jangan terlalu terbawa ketakutan akan bencana.

dibaca : 53

Laman: 1 2



Komentar Anda

Berita lainnya Berita

Populer Minggu ini

Arsip

To Top