MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Partai Nasdem menjadi partai yang terseksi di Pilwakot 2020 mendatang. Selain merupakan peraih kursi terbesar di DPRD, sejumlah kadernya juga merupakan bakal calon yang diperhitungkan.

Dari 17 bakal calon yang mengikuti penjaringan belum lama ini, ada tiga kader internal Partai Nasdem. Sebut saja dokter spesialis radiologi, Taufiqqulhidayat Ande (dr Onasis), kemudian mantan Walikota Makassar satu periode, Moh Ramdhan Pomanto (Danny), dan mantan Calon Wakil Walikota Makassar yang juga Ketua DPD Nasdem Makassar, Andi Rachmatika Dewi (Cicu).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Danny sebagai kader biasa dan Cicu sebagai Ketua Nasdem adalah dua balon yang paling bersaing di internal partai.

Nasdem sendiri keburu memastikan bahwa partainya belum tentu mengusung kader di Pilwalkot 2020 mendatang.

“Kalau dipandang ada kader eksternal yah itu bisa saja terjadi tergantung survei nantinya, karena Nasdem selalu berpatokan pada survei. Tentu yang diprioritaskan adalah kader. Tapi manakala survei tidak mendukung, yah tentu Nasdem terbuka pada kandidat eksternal di kalangan profesional tentunya yah, tidak mungkin kader partai lain,” ungkap Wakil Ketua DPW Nasdem Sulsel, Rudianto Lallo, 11 Juni lalu.

Senada, Ketua DPW Nasdem Sulsel, Rusdi Masse membuka ruang bagi kader eksternal untuk diusung selama siap bergabung dengan Partai Nasdem. Apalagi jika figur tersebut telah banyak berjasa terhadap partai besutan Surya Paloh ini.

“Nasdem akan usung calon yang ada keringatnya di Nasdem,” singkat Rusdi Masse, 29 Oktober lalu.

Banyak yang memprediksi sosok yang dimaksud berjasa itu adalah klan Yasin Limpo. Tiga anggota keluarga Klan Yasin Limpo merupakan kader Nasdem yang banyak berjasa pada perolehan kursi Nasdem di Pileg lalu.

Apalagi mantan Gubernur Sulsel dua periode, Syahrul Yasin Limpo, kembali mendapatkan power di internal Nasdem sejak ditunjuk presiden Joko Widodo menjabat Menteri Pertanian.

Ada dua keluarga Klan Yasin Limpo yang mendaftar di Partai Nasdem, yakni Kepala Dinas Balitbangda Sulsel, Irman Yasin Limpo (None) dan mantan Dirut PDAM Makassar, Haris Yasin Limpo (Nyanyang).

“Partai ingin menang sehingga partai menjadi pragmatis. Idealnya partai mendorong kader sendiri, tapi kadang kala karena realitas politik, partai meninggalkan kader, mengambil non kader atau malah kader partai lain. Bahkan itu kadang terjadi di injuri time,” jelas pengamat politik dari UIN Alauddin Makassar, Dr Firdaus Muhammad pada diskusi di Warkop 212 Toddopuli, Minggu (8/12/2019).

Firdaus menilai peluang Danny dan Cicu rendah dalam merebut tiket Nasdem. Pasalnya, Danny hanya menjabat anggota biasa dan saat ini sudah kehilangan power sebagai Walikota Makassar.

“Sekiranya Danny Pomanto adalah ketua kota (Nasdem.red), mungkin bisa. Tapi ini hanya sebatas anggota. Jadi Danny selesai di internal partainya. Cicu juga Anggota DPR Provinsi, rasanya tentu berat meninggalkan posisi itu apalagi baru-baru terpilih. Belum selesai lelahnya, kerja lagi,” beber Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar ini.

Direktur Eksekutif PT General Survei Indonesia, Herman Lilo menyebut None sebagai balon yang berpotensi besar menggagalkan Danny maju di Pilwalkot Makassar 2020 mendatang.

None yang merupakan runner up Pemilihan Walikota Makassar 2014 lalu, dinilai lebih berpeluang dibanding Danny dan Cicu.

Menurutnya, posisi Danny paling rentan di Nasdem dibanding Cicu maupun None. Selain memiliki sejarah konflik dengan Ketua DPW Nasdem Sulsel, Rusdi Masse, Danny juga kalah beking di tingkat pusat.

“None memiliki bekingan paling kuat. Kakaknya merupakan Menteri Pertanian dan pengurus DPP Nasdem. Posisi ini tentu mengandung power besar untuk mengintervensi keputusan partai,” kata Herman, Jumat (13/12/2019).

Meski begitu dia tidak menafikan bahwa konstelasi Pilwalkot Makassar masih cair dan dinamis sehingga sangat memungkinkan terjadi perubahan kondisi ke depan. (*)