Ketgam
Suasana workshop anti bullying yang diikuti ratusan anak, guru dan orangtua siswa.
Anak, Guru dan Orangtua Harus Paham Apa Itu Bully
GOWA, UJUNGJARI.COM — Bully atau bullying merupakan tindakan penindasan, perundungan, pengintimidasian dan perisakan. Kata-kata ini merupakan sebuah tindakan diri yang menggunakan kekerasan, ancaman atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain.
Perilaku bully dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu mungkin karena ras, agama, gender, seksualitas atau karena kemampuan.
Tindakan penindasan yang dimaksud yakni emosional, fisik, verbal dan cyber. Budaya penindasan ini dapar berkembang di mana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, mulai dari sekolah, tempat kerja, rumah tangga dan lingkungan.
Agar terhindarkan dari bully ini, maka ratusan anak didik, orangtua hingga guru-guru diajak mengikuti workshop terkait apa itu bully serta bagamana cara mencegah dan mengatasinya.
Berlangsung di aula Wiskeb Bontomanai, Kecamatan Bontomarannu Pemkab Gowa melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Gowa menggelar kegiatan workshop terkait bully tersebut.
Workshop inipun dihadiri ratusan siswa berbagai tingkatan baik SD maupun SMP. Selain itu hadir juga orangtua siswa serta para guru dari berbagai SD dan SMP.
” Jadi kita gelar workshop ini agar anak-anak diajar mengenali mana bully mana tidak. Mulai dari perlakuan fisik maupun bahasa lisan, juga kalimat tulisan yang kerap dialami anak-anak di lingkungannya setiap hari baik di rumah maupun lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggal,” jelas Kadis PPPA Gowa Khawaidah Alham.
Workshop ini digelar Kamis (12/12/2019) siang dan menghadirkan dua narasumber.
” Harapan kami bagaimana tidak terjadi lagi bullying bagi anak-anak di Gowa. Kita bahkan akan lakukan road show ke sekolah-sekolah untuk lebih memudahkan para anak untuk tidak melakukan bully terhadap sesama teman sekolahnya,” kata
Khawaidah.
Dikatakannya tujuan pihaknya melakukan anti bullying ini sebagai upaya mengantisipasi dan mencegah bullying.
” Kita mau gaungkan. Mereka yang ikut hari ini menjadi pelopor anti bullying. Kami merasa bersyukur sejak kita gulirkan anti bully di Gowa, tingkat korban kasus bully pun berkurang. Ini sangat sinergi dengan tujuan akhir kita menjadi Gowa ini ramah anak,” jelas Khawaidah.
Salah seorang guru asal Pallangga bernama Kasma mengaku sangat senang dengan kegiatan ini. Bahkan Kasma mengaku di workshop ini justru telah tahu apa itu membully dan lainnya.
” Ini menjadi introspeksi bagi diri saya sebab mungkin saja dalam keseharian saya mengajar ada terselip kata, atau perbuatan yang tidak mengenakkan bagi anak didik. Saya pribadi sangat berterima kasih,” urainya.
Sementara dalam workshop itu puluhan anak proaktif bertanya kepada dua narasumber masing-masing Warida dari LPA Sulsel dan Ira Husain dari AIPJ Sulsel. (sari)