ikut bergabung

BPBD Enrekang Gelar Simulasi Penanganan Kebakaran Hutan


Sulsel

BPBD Enrekang Gelar Simulasi Penanganan Kebakaran Hutan

ENREKANG, UJUNGJARI.COM — Topografi yang bergunung-gunung, menjadikan kabupaten enrekang sebagai salah satu daerah dalam wilayah provinsi Sulawesi selatan yang rawan dengan ancaman llbencana kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran hutan dan lahan terjadi berulang setiap tahun di kabupaten Enrekang ketika memasuki musim kemarau.

Hal ini dikatakan Wakil Bupati Enrekang,Asman saat membuka kegiatan gladi dan simulasi manajemen bencana tingkat Kabupaten Enrekang,dengan tema Antisipasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan, Kamis (25/10),bertempat di kantor BPBD Kabupaten Enrekang.

“Wilayah Kabupaten Enrekang terdiri dari 80 persen pegunungan,sehingga ancaman terhadap kebakaran hutan dan lahan sangat besar.Kegiatan ini sangat penting untuk memberikan edukasi kepada relawan bencana, tentang tindakan kesiapsiagaan terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan,”jelas Asman.

Sementara,Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Enrekang,Abdullah Sanneng mengatakan,gladi dan simulasi yang dilaksanakan itu mengambil tema tentang kebakaran hutan dan lahan,karena situasi dan kondisi saat ini,dimana pada musim kemarau kejadian bencana kebakaran hutan dan lahan, menjadi ancaman serius di Kabupaten Enrekang,”Hingga saat ini sejak bulan Januari sampai pertengahan Oktober,sudah sepuluh kali terjadi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Enrekang,”kata Abdullah.

Yang menjadi persoalan selama ini,lanjut Abdullah, karena lokasi atau medan kebakaran berada di lereng-lereng bukit atau gunung, yang tidak memungkinkan dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran,”Jika terjadi kebakaran hutan atau lahan kita hanya bisa memadamkan api dengan alat seadanya, seperti ranting-ranting pohon dan pompa gendong yang terbatas jumlahnya,”lanjut Abdullah.

Baca Juga :   Gebyar Vaksin HUT Toraja, 7.740 Warga Ikut Vaksinasi

Kesadaran masyarakat terhadap bahaya kebakaran hutan dan lahan,menurut Abdullah masih sangat rendah.Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sebagian besar diakibatkan oleh ulah aktivitas manusia dalam rangka membuka lahan,baik untuk usaha pertanian,kehutanan maupun perkebunan,”Penyebab lainnya adalah puntung rokok yang dibuang sembarangan oleh warga,”tambah Abdullah.

Gladi dan simulasi manajemen bencana yang dilaksanakan BPBD Kabupaten Enrekang itu, berlangsung selama dua hari,24-25 Oktober 2019. Pesertanya berassal dari anggota Polres Enrekang, anggota Kodim 1419 Enrekang, TRC BPBD, Tagana, TRC Dinas Kesehatan,Pramuka,PMI dan Sekolah Siaga Bencana.

Pada hari pertama, peserta mendapat materi dari para narasumber terdiri dari,Andi Bali (BPBD Provinsi Sulawesi Selatan,Andi Cakrawala (Damkar Kota Enrekang) dan Kalaksa BPBD Kabupaten Enrekang.

dibaca : 62

Laman: 1 2



Komentar Anda

Berita lainnya Sulsel

Populer Minggu ini

Arsip

To Top