BULUKUMBA, UJUNGJARI.COM — Pemkab Bulukumba melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) menyalurkan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) baik yang anggarannya dari APBD maupun APBN. 

Alsintan yang disalurkan tahun 2019 ini berupa 76 unit traktor roda dua, enam unit elektrik pen pengusir babi dan 1 ton pupuk organik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bantuan ini diserahkan Wakil Bupati Bulukumba Tomy Satria Yulianto secara simbolis kepada perwakilan kelompok tani di kantor Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, Selasa (8/10/2019). 

Kepala Dinas TPHP Harun menyebutkan dengan lahan sekitar 22 ribu hektar persawahan, maka kebutuhan handtraktor atau traktor tangan sebanyak 1.530 unit atau 15 hektar per unit. Namun traktor tangan roda dua sekarang ini baru mencapai kurang lebih 1.000 unit. 

“ Dalam periode kepemimpinan Andi Sukri-Tomy, kita telah menyalurkan traktor tangan sebanyak 742 unit. Ini luar biasa, karena rata-rata kita menyalurkan Alsintan ratusan unit pertahun,” kata Harun.

Mengingat kebutuhan Alsintan sangat mendesak, Pemkab Bulukumba membentuk Brigade Alsintan untuk memenuhi layanan alat pertanian para petani. Brigade itu, lanjut Harun terdiri dari traktor roda dua sebanyak 120 unit dan traktor roda empat ada dua unit, mesin combine besar atau mesin panen sebanyak 15 unit, kemudian pompa air 121 unit, alat tanam 10 unit, alat panen jagung 11 unit, dan hand sprayer 88 unit.

“ Itu semuanya adalah alat brigade yang sewaktu-waktu petani bisa menggunakannya dalam rangka percepatan pelaksanaan kegiatan pertanian,” beber Harun.

Sementara itu, Tomy meminta para kelompok tani yang mendapatkan bantuan alat tersebut untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, oleh karena masih banyak petani lain yang belum mendapatkan.

“Kalau alat itu tidak digunakan artinya saudara sekalian mendzalimi petani lainnya yang belum mendapat bantuan dan masih menunggu antrian,” tandas Tomy di hadapan para penerima bantuan.

Tomy menyayangkan para penerima bantuan selama ini yang memiliki pandangan jika bantuan itu dari pemerintah, maka tidak perlu dirawat dan dimanfaatkan dengan maksimal. Padahal anggaran yang digunakan pemerintah untuk membeli Alsintan itu uang dari masyarakat juga yang dipungut dari pajak rakyat. 

“Jika petani belum mendapatkan alat dan mesin pertanian, saya berharap memanfaatkan brigade yang disiapkan oleh pemerintah, sehingga tidak ada alasan bagi petani terlambat menanam gara-gara tidak ada mesin traktor ini,” katanya.

Untuk mengantisipasi gagal panen, Tomy menyampaikan bahwa ada kuota dari pemerintah sebanyak 5.000 hektar untuk mendapatkan asuransi pertanian di wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami gagal panen. Dirinya meminta para petani untuk memanfaatkan asuransi pertanian itu dengan hanya membayar 36 ribu rupiah per hektarnya.  

Hal ini dianjurkan oleh Wabup Tomy oleh karena sampai saat ini, dari 2.500 hektar yang terancam gagal panen, hanya sekitar 554 hektar yang masuk asuransi, sehingga ada ada 2.000 hektar rugi begitu saja, padahal jika dimasukkan dalam asuransi, petani bisa mendapatkan jasa asuransi 6 juta rupiah per hektarnya.

“ Sangat disayangkan, jika petani tidak menggunakan asuransi pertanian,” kata wabup. (amin)