GOWA, UJUNGJARI.COM — Pasca peristiwa kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jaya Wijaya, Provinsi Papua beberapa waktu lalu, kini banyak warga pendatang memilih meninggalkan Wamena. Ada yang hanya untuk sementara menunggu kondisi pulih ada juga yang meningalkan Wamena untuk selamanya.
Para pengungsi Wamena menyebar ke seluruh wilayah Indonesia dimana mereka berasal. Di Kabupaten Gowa juga ada. Bahkan jumlahnya 15 orang dan kini sudah menyebar ke rumah keluarga masing-masing.
Meski begitu pihak Kepolisian Resort (Polres) Gowa mewanti-wanti masyarakat agar tidak melakukan gerakan apapun setelah ada isu bahwa kerusuhan di Wamena karena perang antar suku, ras dan agama.
” Itu tidak benar. Tidak ada perang antar suku, ras dan agama di Wamena jadi saya minta agar masyarakat jangan terprovokasi sehingga membentuk kelompok-kelompok jihad. Mari kita ciptakan kekondusifan agar kehidupan masyarakat menjadi damai. Aksi di Wamena adalah murni aksi kejahatan dari kelompok kriminal bersenjata yang saat ini pelakunya sedang dikejar oleh Kepolisian daerah setempat,” jelas Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga melalui siaran persnya disela menerima dan mengumpulkan bantuan untuk pengungsi Wamena di Polres Gowa, Selasa (8/10/2019) siang.
Posko yang dibentuk Polres Gowa bukan hanya untuk penyaluran bantuan bagi pengungsi kerusuhan Wamena tapi juga untuk korban bencana gempa di Ambn, Maluku.
Posko yang dibuka sejak Minggu (6/10/2019) ini kata Shinto sebagai bentuk aksi kemanusiaan terhadap para pengungsi Wamena maupun pengungsi Maluku. Posko bantuan ini juga dibuka di seluruh Polsek-polsek jajaran Polres Gowa.
” Bagi yang akan menyumbangkan uang, maka Polres Gowa akan membuatkan tanda terima sebagai bukti bahwa uang sumbangan warga telah kami terima dan akan kami salurkan ke Wamena dan Ambon. Karena itu kami mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Gowa, mari kita tergerak membantu teman-teman kita, saudara kita yang ada baik di Maluku maupun di Wamena dengan datang ke posko bantuan memberikan sumbangsihnya baik sembako maupun pakaian layak pakai, dan barang-barang lainnya yang memang dibutuhkan,” tambah Shinto.
Sekadar diinformasikan kepada khalayak kata Shinto bahwa bantuan yang sudah masuk berupa uang tunai sekitar Rp 4 juta serta kebutuhan lainnya yakni gula pasir dan mie instan. (saribulan)