ikut bergabung

Sembunyi di Rumah Kepala Suku, Warga Gowa Ini Lolos dari Maut


Nurul Yaqin bersama anaknya di BTN Griya Majannang Bontoala, Pallangga.

Berita

Sembunyi di Rumah Kepala Suku, Warga Gowa Ini Lolos dari Maut

“Selesai bersih-bersih di kantor tiba-tiba ada orang teriak-teriak dari luar kantor katanya ada kerusuhan dan pembakaran. Saya kaget, kan selama ini masyarakat sipil baik-baik saja. Kita tidak pernah mendengar apa-apa. Jadi kejadiannya betul-betul secara tiba-tiba,” ungkap Nurul Yaqin yang sudah lima tahun mencari nafkah di Wamena ini.

Nurul Yaqin melihat pembakaran, pengrusakan dan suara teriakan di pusat Kota Wamena. Gumpalan asap hasil pembakaran terlihat menjunjung tinggi ke langit.

Peristiwa yang membuat ribuan orang harus mengungsi tersebut merupakan kejadian pertama yang Nurul Yaqin alami semenjak berada Wamena sejak lima tahun lalu. Tanpa berpikir panjang Nurul Yaqin langsung menuju rumah kontrakannya di Jalan Honai Lama Wamena untuk menemui Istri dan anak-anaknya.

” Istri saya menelepon katanya ada kerusuhan dan sayakan punya dua anak kecil. Saya bergegas pulang dan kemudian bawa istri dan anak saya bersembunyi di dalam rumah tuan tanah yang juga kepala suku di situ beliau bernama Lio Kosai,” kata Nurul Yaqin.

Selama kurang lebih delapan jam, Nurul Yaqin bersama keluarganya bersembunyi di rumah kepala suku. Sekitar pukul 16.00 WIT sejumlah aparat Kepolisian dan TNI mulai mengevakuasi warga sekitar termasuk dirinya untuk mengungsi ke Kodim 1702.

Situasi sangat mencekam sore itu sehingga Nurul Yaqin  tak sempat menyelamatkan harta benda yang dimilikinya. Nurul Yaqin dan keluarga hanya menyelamatkan diri dengan pakaian melekat di badan saat itu.

Baca Juga :   Ini Alasan Polisi Tembak Gas Air Mata usai Arema Vs Persebaya di Kanjuruhan

Selama enam hari di Kodim 1702 bersama ribuan pengungsi lainnya, Nurul Yaqin menikmati hidup dalam ketakutan. Secara giliran para pengungsi diterbangkan ke Jayapura menggunakan pesawat hercules milik TNI Angkatan Udara (AU).

“Untuk bisa menggunakan hercules, kami harus menunggu karena orang berdesak-desakan untuk naik hercules jadi harus nunggu giliran. Satu minggu saya ngungsi di Kodim, habis itu saya ke Jayapura rumah keluarga,” kisahnya.

Setelah dua hari mengungsi di rumah keluarga di Jayapura dan melihat kondisi Wamena yang masih mencekam, Nurul Yaqin memutuskan untuk membawa keluarganya kembali ke Gowa. Berkat pinjaman uang, ia akhirnya menggunakan pesawat komersil untuk membawa keluarganya kembali ke Kabupaten Gowa.

“Dari Jayapura ada dermawan membantu saya, saya pinjam uangnya untuk beli tiket. Yang penting bisa kembali dulu ke Makassar lalu ke Gowa,” ungkapnya.

Nurul Yaqin yang ditemui di rumah keluarganya di Desa Bontoala Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa juga mengungkapkan bahwa keberadaan di Wamena sejak 2015 lalu karena ditugaskan sebagai Dai pedalaman dari Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Jawa Timur.

dibaca : 118

Laman: 1 2 3



Komentar Anda

Berita lainnya Berita

Populer Minggu ini

Arsip

To Top