MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Konsistensi H Abdul Salam, owner PT Sanusi Karsa Tama (Sakatama) dalam menggeluti bisnis perumahan khususnya rumah subsidi selama bertahun-tahun, telah mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Tidak saja dari pihak pemerintah pusat dan daerah, tapi juga swasta.
Tokoh Pendorong Kemajuan Harian Berita Kota Makassar ini mendapat penghargaan berskala nasional dari salah satu televisi swasta nasional di Jakarta pada 3 Oktober 2019 mendatang. H Salam meraih Indonesia Awards 2019 kategori perusahaan peduli pembangunan perumahan bersubsidi.
Ketika dihubungi terkait penghargaan yang diterimanya ini, H Salam mengakui kalau perasaannya bahagia bercampur kesedihan yang amat dalam. Pasalnya, penghargaan ini diterimanya ketika developer perumahan rakyat dalam kondisi menguatirkan akibat kuota subsidi yang masih simpang siur.
”Semoga Allah akan membuka jalannya untuk keberlangsungan hidup masyarakat pelaku usaha maupun masyarakat berpenghasilan rendah sebagai calon penerima rumah subsidi yang dibangun pengembang seperti saya,” ujar Salam
Salam mengakui, animo para pengembang untuk membangun rumah subsidi masih cukup besar. Hal ini ditunjang dengan kebutuhan masyarakat yang belum memiliki rumah sangat tinggi.
”Saya secara pribadi akan tetap fokus untuk membangun rumah subsidi. Saya sudah berniat untuk membantu pemerintah dalam penyediaan rumah subsidi. Apalagi, bapak presiden telah melaunching program sejuta rumah beberapa waktu lalu. Ini makin memacu semangat saya membangun rumah layak huni dengan harga subsidi untuk masyarakat yang belum memiliki rumah. Terus terang, keuntungan dari memasarkan rumah subsidi cukup kecil. Tapi ada nilai ibadah yang sangat tinggi di dalamnya,” beber Salam.
Salam sangat mengapresiasi atas dukungan yang diberikan pemerintah khususnya Pemda Maros atas usaha pembangunan perumahannya yang selama ini lebih fokus di Kabupaten Maros.
”Pemda Maros sangat wellcome dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pelaku usaha yang niat bagus dalam mengembangkan Maros. Pemda Maros memberikan kemudahan disegala kebutuhan pelaku usaha,” katanya.
Salam berharap kepada pemerintah bagaimana perencanaan pembangunan rumah rakyat ini dengan slogan sejuta rumah agar dibarengi dengan anggaran atau finansial yang cukup. Saat ini, produk lebih besar ketimbang anggaran yang tersedia. Sehingga hal ini dapat mengancam pelaku usaha memberhentikan pembangunan perumahannya.
”Kalau para developer sampai menghentikan pembangunannya, ini akan merugikan beberapa aspek turunan yang menggantung pada pembangunannya. Contoh dasar yang paling menggeliat membantu APBD daerah dengan pemasukan BPHTB pun terganggu, pembayaran pajak ke pajak pratama juga terganggu akibat terganggunya penjualan. Itu baru dua dampak yang mendasar. Belum lainnya. Lebih seratus turunan akan merasakan dampaknya,” tegasnya. (amir)