PAREPARE, UJUNGJARI.COM — Makassar ricuh, antara mahasiswa dan aparat, yang terjadi pada Jumat (27/9/2019) malam dengan mengakibatkan mahasiswa dan aparat luka akibat bentrok.

Mahasiswa Makassar melakukan aksi masih terkait kebijakan pusat masalah penolakan RKUHP dan RUU lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sementara Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah dan Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe bersama Walikota Parepare, H.M Taufan Pawe, membuka acara kegiatan turnamen Walikota Cup III 2019 dan pentas Salo karajae, di Kota Parepare.

Kedatangan kedua pejabat provinsi ini disoroti oleh anggota DPRD Parepare, Rudy Najamuddin.

Rudy sangat menyesalkan kehadiran Gubernur dan Kapolda Sulsel hadir di kota Parepare sementara di Makassar mencekam antara mahasiswa dan aparat kepolisian bentrok yang keduanya harus dilarikan ke rumah sakit akibat kena busur dan kekerasan yang dilakukan aparat terhadap pendemo.

” Mestinya pak Gubernur dan pak Kapolda tidak ke Parepare mengikuti pembukaan acara turnamen sepak bola walikota cup dan kegiatan Salo karajae, saat Makassar tidak kondusif,”kata Rudy saat ditemua di warkop Akong, Sabtu (28/9/2019).

Lanjut, Rudy, mestinya kedua pemimpin ini tidak boleh tinggalkan kota Makasar saat ricuh,”harusnya keduanya turun tangan menghentikan aksi demo yang menimbulkan adanya korban tersebut,”tegasnya.

Rudy menambahkan untuk apa menghadiri pembukaan Walikota cup dan pembukaan festival Salo karajae saat Makassar lagi ricuh.

Disisi lain, Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah bersemangat membuka acara turnamen walikota cup ini, sehingga diapun berjanji untuk menyumbang Rp. 100 juta untuk uang pembinaan bagi pemain juara.”saya siapkan dana pembinaan sebanyak Rp. 100 juta,”janji gubernur didampingi Kapolda serta walikota kepada peserta turnamen Walikota cup saat defile. (Samiruddin)