SINJAI, UJUNGJARI.COM —  Aksi unjuk rasa yang terjadi di kantor DPRD Sinjai yang terletak di Lingkungan Tanassang, Kelurahan Alehanuae, Kecamatan Sinjai Utara, Selasa (24/09/19) siang berujung ricuh.

Kericuhan terpicu ketika tiba-tiba kelompok mahasiswa Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai menyerobot masuk ke ruang paripurna dimana kelompok mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Muhammadiyah (AMM) Sinjai sudah tiba lebih awal. Entah siapa yang memulai namun tiba-tiba helm, kursi dan gelas air mineral dilempar. Awalnya mahasiswa AMM yang berjumlah ratusan dari Kampus STIPM Sinjai lebih dahulu menduduki DPRD Sinjai hingga ke ruang rapat paripurna DPRD Sinjai. Kemudian menyusul ratusan mahasiswa dari Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saat kedua kelompok mahasiswa ini berunjukrasa, dari 30 anggota DPRD Sinjai tak satu pun yang muncul. Yang datang hanya perwakilan Pemerintah Kabupaten Sinjai yakni Wakil Bupati Sinjai Andi Kartini Ottong.

Kehadiran Wabup Sinjai di tengah-tengah massa pengunjuk ini sempat membuat suasana aksi mereda. Bahkan Wabup Kartini sempat berdialog dengan para mahasiswa AMM dan berjanji akan membawa aspirasi mahasiswa ke pusat bersama para wakil rakyat Sinjai.

Sayangnya, tiba-tiba suasana jadi gaduh. Wabup Sinjai terpaksa dilarikan dan diamankan oleh petugas pengamanan dari Polres Sinjai setelah beberapa saat kemudian massa dari Mahasiswa Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai juga ikut menerobos ke ruang paripurna. 

Belum diketahui secara pasti penyebab kericuhan, namun yang pasti begitu massa IAIM Sinjai tiba di lantai dua, kericuhan nyaris fatal terjadi. Helm, kursi dan air mineral kemasan beterbangan dari kedua belah pihak antara massa AMM dengan massa IAIM.

Aparat Kepolisian yang dipimpin langsung Kapolres Sinjai AKBP Sebpril Sesa dengan sigap dan cepat mengamankan situasi. Setelah kapolres berdialog langsung dengan jenderal lapangan kedua kelompok mahasiswa para pengunjuk rasa pun membubarkan diri dengan tertib.

“Situasi masih terkendali dan kami sudah berdialog dengan perwakilan masing-masing mahasiswa,” kata Kapolres Sebpril Sesa. 

Dari informasi yang dihimpun di lapangan, para mahasiswa ini menuntut dan menolak revisi RUU KHUP yang dinilai menekan kebebasan berekspresi serta revisi UU KPK yang dianggap melemahkan KPK dan pencopotan RUU Pertanahan. Selain itu, mahasiswa juga menuntut hal lain yakni mengajukan penolakan dan pembubaran BPJS Kesehatan di Bumi Panrita Kitta yang dinilai mencekik masyarakat Sinjai. (didink)