GOWA, UJUNGJARI.COM — Aksi panggung dua biduanita yang menyanyi dangdut di sebuah pesta hajatan di Dusun Lambengi, Desa Bontoala, Kecamatan Pallangga, Minggu (22/9/2019) malam kemarin dikecam banyak pihak.
Kecaman itu muncul ketika aksi panggung dua biduanita ini viral di medsos facebook salah satu akun yang kemudian jadi kecaman berbagai pihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dua biduanita yang tak jelas identitasnya itu menyanyi dengan aksi seronok dan mengenakan pakaian SMA lengkap dengan lambang OSIS dengan mengenakan rok pendek yang nyaris memperlihatkan pakaian dalam biduanita tersebut. Panjang rok diperkirakan hanya sekira 15 centimeter dan nyaris sebatas pangkal paha saja.
Kepala Desa Bontoala Muh Yusuf Muin Sisila saat dikonfirmasi terkait aksi seronok dua penyanyi tersebut, mengaku kaget dan berang lantaran aksi tak layak tersebut terjadi di desa yang dipimpinnya tanpa sepengetahuannya.
“Saya tidak mengetahui adanya aksi panggung dua biduan tak bermoral itu. Ini jelas-jelas telah mencoreng dunia pendidikan dan mencoreng nama Desa Bontoala ini. Saya akan cek dulu ke Bhabinsa dan Bhabinkamtimas di sini,” kata Kades Bontoala Muh Yusuf Muin Sisila melakui telpon, Senin (23/9/2019) petang.
Setelah kades mencari tahu soal aksi panggung biduan berseragam sekolah ini ternyata diketahui kelompok musik electon modern yang mengiringi aksi panggung dua biduanita itu tidak mengantongi izin.
” Aksi orkes modern tersebut tidak mengantongi izin baik dari Bhabinsa, Bhabinkamtibmas maupun kepada aparat desa. Saya sudah konfirmasi kepada Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas dan mengkoordinasikan untuk melihat daftar surat pengantar memang tidak ada izinnya dari pemerintah desa,” beber Kades Bontoala.
Karena kecolongan ini, Kades Bontoala mengimbau kepada Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas untuk melarang setiap orkes yang tampil dengan pakaian tidak senonoh di Desa Bontoala.
Kades Bontoala juga berharap dengan adanya pemberitaan ini, semoga pihak Polsek Pallangga bisa memanggil pemilik elekton dan pemilik hajatan tanpa izin untuk ditindaklanjuti.
“Saya kaget lihat penampilannya yang disebar di medsos. Memang keterlaluan. Saya tidak tahu kejadiannya. Sebab semalam saya ke pesta seorang warga di Dusun Manyampa, jadi tidak mengetahui adanya aktivitas orkes tersebut. Ini tentu mencoreng nama Desa Bontoala sendiri,” tandas Muh Yusuf.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa Dr Salam yang turut dikonfirmasi terkait aksi viral ini mengaku aksi biduanita tersebut jauh dari etika akademik.
“Mengerikan, jauh dari etika akademik. Saya sudah telepon pak Kadis Pendidikan Provinsi Sulsel karena terkait SMA itu ranah Disdik provinsi,” kata Dr Salam. (saribulan)