MAROS,UJUNGJARI–Kemunculan buaya di tepi sungai dekat permukiman penduduk Lingkungan Data, Kelurahan Palantikan, Kecamatan Marosbaru, Maros, sempat menghebohkan warga.
“Memang kami mendapat laporan dari siswa kami yang melihat kemunculan buaya tersebut di pinggir sungai dekat dengan permukiman warga,” kata Misbahuddin Kepala UPTD Satap Palantikang, Sabtu (21-09-2019).
Menurut dia, laporan siswa siswi kami telah ditindaklanjuti dan terbukti memang benar bahwa ada seekor anak buaya besar terlihat muncul di pinggir sungai yang letaknya tak jauh dengan SMPN Satap Palantikang, jalan poros.
Disebut Misbah, adanya hewan predator yang berhabitat di Sungai Maros diyakini sebagian warga tidak berbahaya karena dianggap buaya itu adalah kembar manusia yang datang ke kampung halamannya. Namun sebagian warga merasa ketakutan jangan sampai buaya itu memangsa warga yang melintas disungai karena ukuranya sudah sangat besar dan bisa saja memangsa manusia.
” Ukuranya sangat besar dan bisa saja menelan manusia bulat bulat,” ujar Misbahuddin.
Dijelaskan Misbahuddin, keberadaan buaya itu sebenarnya sudah lama tinggal dan hidup di Sungai Maros.
“Kata anak-anak yang melihat, jumlahnya sebanyak dua ekor, buaya tersebut munculnya di tempat berbeda-beda, dengan kisaran panjangnya sekitar empat meter,” kata Misbahuddin.
Misbah mengatakan, sejak Idul Adha tahun ini buaya itu serin kali muncul tak jauh dari pemukinan penduduk. Kemunculan buaya ini akibat darah segar hasil pemotongan hewan kurban dibuang ke sungai yang diduga dicium hingga buaya tersebut sudah sering kali muncul. Namun keberadaanya telah mengundang rasa takut utamanya anak anak sekolah yang biasa melintas di tempatnya buaya berteduh.” Kami selalu mengingatkan kepada siswa siswi kami agar jangan melintas dikebun tempat buaya berteduh,” ujar Misbahuddin.
Lalu kata Misbah, buaya besar itu munculnya pagi sampai menjelang siang dan sore kalau matahari sudah mulai sejuk. Sementara ayam milik warga yang juga mencari makan disekitar buaya tidak diganggunya.” Selama buaya itu muncul belum satupum warga mengaku kehilangan ayam dimakan buaya,” jelas Misbahuddin.
Sementara itu Dg Ngalle mengaku hewan predator yang hidup di Sungai Maros tidak dipersoalkan oleh warga setempat. Selain tidak mengganggu aktivitas, warga juga tidak ada yang mandi di saluran itu, karena hewan predator itu hanya dianggap biasa dan tidak menggangu masyarakat yang biasa berkatifitas disungai.”Sudah lama muncul dan tak pernah ada yang mangsa hingga warga tidak menggangunya jika naik ditepi sungai,”ujar Dg Ngalle.(Askari)