GOWA, UJUNGJARI.COM — Masih ingatkah kita semua dengan Mak Coppong ?.. Perempuan tua yang sudah lama meninggal dunia itu adalah sosok maestro tari tradisional masyarakat Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
Meski sudah meninggal dunia namun keahlian Mak Coppong mencipta gerak gemulai dalam bentuk tari-tarian ini telah menjadikan sosoknya sebagai sehuah legenda bagi segenap masyarakat Gowa dan sekitarnya.
Sosok maestro Mak Coppong pun dijadikan tema pelaksanaan pagelaran seni budaya dalam perayaan malam syukuran Hari Kemerdekaan RI yang dilaksanakan Karang Taruna Desa Kampili, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Minggu (14/9/2019) malam.
Malam resepsi dan ramah tamah dalam rangkaian AKSI Karang Taruna Desa Kampili tersebut dipadati masyarakat dari berbagai pelosok Desa Kampili, Kecamatan Pallangga.
Masyarakat Desa Kampili bersama tetamu yang menghadiri malam syukuran bersama itu menampilkan nuansa dan jiwa Mak Coppong.
Seorang budayawan Kampili pun turut dihadirkan. Budayawan tradisionil ini bernama Serang Dakko yang merupakan saksi hidup seputar sosok istimewa Mak Coppong.
Ketua Karang Taruna Kampili Suherwin mengatakan, Serang Dakko turut hadir dan menjadi pemanku dan narasumber The Sillent Pakarena ciptaan Mak Coppong.
Suherwin mengatakan dalam puncak acara tersebut, panitia mengangkat tema ‘Mak Coppong’.
“Jawaban sosok istimewa Mak Coppong ini dibingkai dengan Live Painting lukisan sosok Mak Coppong. Juga dilakukan pemutaran film dokumenter serta piagam dan sertifikat penghargaan dan ditutup dengan penampilan kolaborasi anak serta cucu Mak Coppong dan Serang Dakko yang tampil dengan tarian khas pedesaan tari Pakarena karya sang maestro Mak Coppong,” jelas Suherwin.
Suherwin juga mengatakan estafet perjuangan membangun Kampili sebagai desa budaya jangan berhenti sampai disini.
“Mari kita membangun kembali budaya yang sudah diwariskan oleh Mak Coppong. Harus kita teruskan. Dalam menghargai perjuangan budaya ala Mak Coppong, kami di Karang Taruna tengah mengarap Otobiografi Mak Coppong. Kami berharap hasil dari launching serta penjualan buku Mak Coppong ini nanti akan kami buatkan Tugu Mak Coppong sebagai maestro budayawan Kampili yang tersohor hingga ke mancanegara karena tarian khas pedesaannya,” tambah Suherwin.
Dalam kesempatan tampil, Serang Dakko menjelaskan bahwa karya yang diciptakan anak dan cucu dari Mak Coppong telah menimbulkan rasa haru yang cukup tinggi dari para masyarakat yang menyaksikan pentas seni tersebut.
“Karya yang ditampilkan pada acara ini membuat saya sangat terharu, mengenang Mak Coppong dalam berbagai rampak gendang di berbagai belantara dunia. Saya masih ingat waktu di Belanda dulu, beliau membuat seluruh penonton kagum dengan kaki yang tidak pernah bergerak tapi tangan serta lekukan tubuh yang tidak pernah berhenti bergerak dan sangat gemulai. Sosok Mak Coppong merupakan tokoh budayawan yang harus kita apresiasi, karena beliau bukan hanya diakui nasional tapi juga internasional,” beber Serang Dakko.
Malam ramah tamah dan pagelaran seni budaya ini banyak menghadirkan decak kagum hadirin. Seperti halnya Indar Labosi seorang penyanyi lokal Kampili. Indar mengapresiasi karya anak muda Karang Taruna Kampili yang membuat pesta rakyat dengan konsep mengangkat budaya lokal yang cukup indah dan bernilai tinggi.
Dalam malam ramah tamah ini dihadiri beberapa sanggar kesenian dan kebudayaan seperti Paddedekang Art, Sanggar Alam, Sanggar Tari Bunga Biraeng, Sanggar Bontoramba dan Pemerhati Pusaka Adat dan Kebudayaan Makassar (PUSAKA). (saribulan)