ENREKAN,BKM–Untuk lebih mengoptimalkan kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Enrekang,baru-baru ini Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Enrekang,Abdullah Sanneng,didampingi Kepala Seksi Rehabilitasi,Usman dan Kasubag Kepegawaian,Hasdiah melalukan studi tiru tentang Penyusunan Regulasi Penanggulangan Bencana di Kota Bogor,Jawa Barat, 4-7 September 2019.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kunjungan BPBD Kabupaten Enrekang tersebut diterima langsung Kepala Pelaksana Kota Bogor, Rr.Juniarti Estiningsih.Pertemuan itu membahas tentang regulasi sistem penanganan pasca bencana.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Enrekang,Abdullah Sanneng melaui Kasi Rehabilitasi,Usman mengatakan dalam kunjunganya ke Bogor baru-baru ini pihaknya akan mengadopsi regulasi sisttem penagnan pasca bencana untuk direpakan di daerahnya,”Banyak hal yang kita bicarakan pada kunjungan ini, khususnya aturan atau regulasi terkait sistem penanganan pasca bencana. Kita akan mengadopsi regulasi itu untuk diterapkan di BPBD Kabupaten Enrekang,”Usman kepada BKM,Rabu (11/9).

Selain membahas regulasi sistem penanganan pasca bencana,Uaman mengatakan kunjungan itu juga dimanfaatkan untuk membahas regulasi tentang pembentukan sekolah tanggap bencana, membahas tentang rencana pembuatan aplikasi koordinasi dengan kelurahan dan desa,serta penawaran kerjasama untuk pelatihan bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) kota BPBD Bogor dengan TRC Kabupaten Enrekang,”Kita juga menyekapati kerjasama pelatihan bersama antara TRC BPBD Bogor dengan TRC BPBD Kabupaten Enrekang. Adapun waktu dan tempatnya akan ditentukan kemudian,”Jelas Usman.

Dari hasil studi tersebut,BPBD Kabupaten Enrekang yang komandoi oleh Abdullah Sanneng lansung membentuk sekolah siaga bencana (SSB) di tiga sekolah menengah lanjutan tingkat atas (SLTA) tahun 2019.Ketiga sekolah tersebut adalah SMK PGRI, SMAN 7 dan SMAN 4. Kegiatan berlangsung 10 – 12 September 2019, di masing-masing sekolah,”Sekolah Siaga Bencana (SSB) merupakan upaya membangun kesiapsiagaan sekolah terhadap bencana dalam rangka menggugah kesadaran seluruh unsur-unsur dalam bidang pendidikan,baik individu maupun kolektif di sekolah dan lingkungan sekolah, baik itu sebelum,saat maupun setelah bencana terjadi,”Abdullah Sanneng.

Selain membentuk SSB,para siswa-siswi juga diberi pengetahuan tentang penanggulangan bencana.Beberapa materi diberikan pada kegiatan itu. Baik dari Kepala Pelaksana, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, maupun materi yang dibawakan Kapolres Enrekang,”Mendidik dan membangun masyarakat Indonesia yang tangguh melalui Sekolah Siaga Bencana merupakan sesuatu yang harus dan wajib kita lakukan bersama. Pendidikan dasar-dasar kebencanaan harus diberikan kepada rakyat Indonesia sejak dini, artinya pendidikan dini (SD/MI, SMP/MTs, SMU/MA) wajib dimasukkan ilmu kebencananaannya guna membentuk Sekolah Siaga Bencana,”jelas Abdullah mantan Kepala Dinas PU Enrekang ini.

Sementara,Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan,Shafruddin Rahman mengatakan, pembentukan SSB yang dilaksanakan BPBD Kabupaten Enrekang sudah memasuki tahun ketiga,”Kita sudah mulai membentuk SSB sejak tahun 2017 lalu.Bukan saja sekolah lanjutan atas,tapi juga sekolah lanjutan tingkat pertama atau SMP di wilayah Kabupaten Enrekang,”tutup Rahman

(suherman karim)