Site icon Ujung Jari

Menjaga Eksistensi Radio

 

BULUKUMBA, UJUNGJARI – Seiring Berkembangnya Arus Informasi Teknologi yang semakin mengglobal dan telah menciptakan sebuah perubahan yang cukup dinamis pada pola pikir masyarakat dalam menentukan sebuah keinginan yang rumit.

Pada prinsipnya radio sebagai media yang berkembang dewasa ini sangat kuat pengaruhnya dalam peningkatan karir profesi seseorang, dan secara ekonomi begitu menjanjikan.

Menurut Program Director Swara Panrita Lopi 95.0 FM radio milik pemkab bulukumba, “Saiful Alief Subarkah”, radio saat ini tengah menghadapi tantangan apa yang disebut sebagai ‘tantangan kreatifitas’. Menurutnya, radio saat ini tidak lagi lebih dari sekedar media penyampai informasi dan hiburan saja.

“Dari sisi ekonomi, radio saat ini sebenarnya sangat menjanjikan sebagai lahan industry penyiaran. Artinya tantangan radio sekarang ini, secara regulasi harus bisa dibawa lebih terbuka untuk mengikuti perkembangan yang ada, karena kalau tidak, radio akan keasyikan sama dirinya sendiri dan tidak maju – maju,” kata Saiful Alief Subarkah saat ditemui wartawan di salah satu warkop di bulukumba, Selasa (10/9/2019).

Meski demikian, Saiful Alief Subarkah melihatnya dari sudut pandang yang optimis. Baginya, tidak perlu kuatir bagi para pelaku industri radio soal keadaan radio saat ini, yang harus dipikirkan adalah bagaimana cara menyikapinya agar dapat terus bertahan di era digitalisasi media.

“Bahwa eksistensi radio tidak lagi di lihat dari seberapa banyak orang mendengarkan radio, tantangan kreatifitas yang di maksud, Salah satunya adalah dengan memanfaatkan “media social”, misalnya. Mungkin ada masyarakat yang tadinya tidak bisa dengar radio secara manual atau melalui frekuensi modulation, nah sekarang jadi dengar melalui smart phone karena dia aktif di media social seperti facebook dan aplikasi lainnya.

Radio sekarang juga harus memperkuat sumber daya manusianya karena pekerjaan sebagai penyiar radio adalah sebuah profesi yang menuntut sebuah keahlian dan Profesionalitas yang tinggi, serta keinginan kuat bagi para pelaku industry radio untuk membangun infrastruktur teknologi digital agar masyarakat dapat mengakses siaran radio melalui internet alias audio streaming,” ungkap pria yang memulai karir di dunia broadcasting sejak tahun 1999 hingga kini.

Menurutnya lagi, para pelaku industri radio yang tergabung dalam Asosiasi Penggiat Radio Siaran di Kabupaten Bulukumba tengah bersama – sama mengampanyekan “Ayo Dengar Radio” karena baginya sebenarnya pendengar radio masih banyak.

“kalau dipersentasekan di era teknologi informasi 38 persen orang Indonesia mendapatkan informasi dan hiburan dari radio dan 62 persen orang Indonesia mendapatkan informasi dari nonton televisi, koran dan akses internet” kata Saiful Alief Subarkah

Pasang surutnya kondisi radio tak lantas membuat radio kehilangan magnetnya. Nyatanya, radio masih didengarkan banyak orang hingga kini. Tambahnya.

Zaman akan senantiasa berubah, seiring dengan teknologi komunikasi dan informatika yang akan selalu bertransformasi demi pemenuhan kebutuhan informasi. Kelak kebiasaan masyarakat untuk hal – hal tertentu akan mengakar menjadi sebuah budaya yang populer. Radio sebagai salah satu media penyampai informasi harus tetap membuka diri pada realita dan perubahan social yang ada. Tidak selamanya suatu perubahan menjadi tantangan radio dalam mempertahankan eksistensinya, tetapi justru bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk kemajuan teknologi radio sekarang ini., menuturkan harapannya, “sebagai penutup Saiful Alief subarkah, tak lupa mengucapkan Selamat Hari Radio Nasional 11 september 2019”(*)

Exit mobile version