UJUNGJARI, TAKALAR-Puluhan bahkan ratusan kepala sekolah tingkat sekolah dasar (SD) sekabupaten Takalar kembali meradang setelah sejumlah paket buku literasi senilai Rp 3. 360. 000 tidak dapat dimanfaatkan guna mendukung peningkatan proses belajar mengajar.
Akibatnya, buku literasi tersebut yang hanya merupakan buku bacaan biasa siswa kini tengah dijadikan pajangan disetiap sekolah, selain karena buku literasi tidak menunjang pengetahuan ziswa, buku tersebut terkesan mubazir.
” Selain harganya yang kemahalan, buku literasi tersebut tidak dapat dimanfaatkan sesuai peruntukannya, dimana saat ini proses belajar mengajar harus berkiblat pada kurikulum 13,” Kata beberapa kepala sekolah diwilayah Galesong, minta identitasnya disembunyikan, Sabtu (7/9/2019).
Ironisnya, beberapa kepala bidang didinas pendidikan kabupaten Takalar yang berusaha dimintai tanggapan enggan memberi tanggapan sekaitan pengadaan buku literasi yang dibayarkan melalui biaya operasional sekolah (BOS)
Demikian halnya dengan, kepala dinas pendidikan dan kebudayaan, Muhammad Rusdi Sennang enggan memberi klarifikasi akan hal tersebut.
” Nanti kami memberi konfirmasi, karena pengadaan buku itu mungkin sudah ada sebelum menjabat kadis pendidikan,” Elak Muhammad Rusdi. (Ari Irawan)