GOWA, UJUNGJARI.COM — Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Gowa yang telah berjalan selama kurun 2019 ini ternyata mampu membawa nama harum Gowa di kancah nasional.
Terbukti progres Kotaku yang dilakukan di 10 kelurahan di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan mampu bertengger di urutan lima besar dari 113 kelurahan dampingan se Indonesia.
Dalam raihan progres fisik (infrastruktur) nasional Gowa (Sulsel) berada di urutan kelima dengan capaian 71,57 persen.
Urutan pertama hingga keempat masing-masing dicapai oleh Kota Waringin Timur (Kalteng) 77,72 persen, Kota Mobagu (Sulut) capai 77,38 persen, Kabupaten Bantaeng (Sulsel) 75,21 persen dan Kabupaten Pamekasan (Jatim) 75,09 persen.
Capaian inipun membuat jajaran Korkot Kotaku Gowa berbangga meski awalnya sempat menargetkan berada di urutan ketiga.
“Namun yang jelas kami bersyukur karena progress Kotaku di Gowa masuk lima besar. Ini membuktikan bahwa sistem kerja partisipatif di Gowa makin tinggi. Patutlah kita berbangga bahwa mindset masyarakat untuk mengembangkan Kotaku mulai melaju di Gowa,” kata Nurliah Ruma, Koordinator Kota program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Wilayah IV Gowa Bantaeng Bulukumba Sinjai Selayar kepada ujungjari.com, Rabu (22/8/2019).
Nurliah menjelaskan bahwa program Kotaku dalam pelaksanaan BPM (bantuan pemerintah untuk masyarakat) pada tahun 2019 untuk Kabupaten Gowa pagunya sebesar Rp 17 miliar yang diperuntukkan kepada 10 kelurahan.
Saat ini sesuai dengan raport atau capaian yang dikeluarkan Manajemen Konsultan Pusat kata Nurliah, menyebutkan jika secara nasional capaian fisik Kabupaten Gowa berada pada urutan lima nasional.
“Seluruh upaya dalam rangka mengejar tiga besar telah kami lakukan kerjasama dengan semua unsur pemerintah di bawah leading sektor Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan), Pemerintah Kecamatan Somba Opu, pemerintah kelurahan dan masyarakat serta kelompok peduli lainnya bergerak bersama BKM dan KSM pelaksana kegiatan. Pengawasan di tingkat masyarakat maupun beberapa lembaga-lembaga peduli terus dilakukan sebagai upaya bergerak dan pengawasan bersama. Dalam perjalanan satu bulan ke depan kami masih optimis bisa jadi tiga besar nasional karena rencana strategi dan terukur menjadi pedoman bergerak kami, insha Allah,” kata Nurliah.
Nurliah juga berbangga lantaran bukan cuma Gowa yang masuk lima besar tapi satu dari lima wilayah dampingannya yang lain dalam wilayah IV yakni Kabupaten Bantaeng berada di urutan tiga besar.
“Ini menjadi kesyukuran bagi kami karena dari lima wilayah dampingan saya, dua diantaranya masuk lima besar. Yakni Bantaeng di urutan tiga dan Gowa di urutan kelima dan ini skala nasional,” jelas Nurliah. (saribulan)