GOWA, UJUNGJARI.COM — Perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-74 tahun ini betul-betul dinikmati segenap rakyat Indonesia. Hampir di seluruh tanah air, masyarakat menggelar berbagai macam kegiatan dan aksi sebagai bentuk kecintaan mereka pada bangsa ini.
Seperti dilakukan minoritas warga Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kini menetap di Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di Kelurahan Batangkaluku, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di Kelurahan Batangkaluku ini menetap sekitar 500 jiwa warga asal Manggarai NTT yang kini sudah menjadi warga Gowa.
Minoritas warga asal Manggarai inipun membentuk Kerukunan Keluarga Manggarai Gowa (KKMG) dan menggelar Festival Manggarai selama dua hari yakni Sabtu-Minggu 17-18 Agustus 2019.
Dalam festival yang dibuka Bupati Gowa diwakili Asisten II Bidang Kesra Pemkab Gowa Mappasomba, Sabtu (17/8/2019) kemarin, puluhan warga Manggarai ini mempertontonkan sejumlah tarian khas Manggarai.
Selama dua hari festival ini digelar, penonton yang datang dari berbagai penjuru kota dalam wilayah Somba Opu berdatangan.
Lurah Batangkaluku Syahiruddin kepada media ini, Senin (19/8/2019) siang mengatakan, festival ini digelar warga Batangkaluku yang berasal dari Manggarai itu sebagai bentuk manifestasi kecintaan mereka pada kota asal kelahirannya dan sebagai bentuk kecintaan kepada NKRI.
“Jadi meski mereka menetap do Batangkaluku Kabupaten Gowa ini mereka tetap merayakan hari kemerdekaan sesuai kebiasaan dan tradisi mereka ketika di Manggarai. Dan kehadiran festival yang diprakarsai KKMG bekerjasama Pemerintah Kelurahan Batangkaluku ini sangatlah menghibur masyarakat Batangkaluku secara umum. Dalam festival ini mereka pertontonkan berbagai budaya Manggarai. Saya selaku pemerintah kelurahan sangat mengapresiasinya,” jelas Syahiruddin.
Syahiruddin mengatakan, warga Manggarai yang tinggal di Kabupaten Gowa ini menurut data KKMG sebanyak 2.000 KK yang tersebar di berbagai kelurahan di Kecamatan Somba Opu tapi yang terbanyak ada di Kelurahan Batangkaluku. Jumlahnya sebanyak 500 KK dari 3.500 KK (11.000 jiwa lebih).
“Selama dua hari festival ada berbagai macam tarian ditampilkan dan yang paling menarik perhatian adalah permainan Caci yaitu permainan uji nyali, ketangkasan dan keberanian para anak muda,” kata Lurah Batangkaluku. (saribulan)