MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Sebanyak 219 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dari 16 provinsi, berkumpul di markas Depo Pendidikan (Dodik) Resimen Induk Kodam (Rindam) XIV/Hasanuddin, Pakkatto, Kabupaten Gowa. Mereka mengikuti Pendidikan dan Latihan (Diklat) Bela Negara (Belneg).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Diklat dibuka Sekretaris Utama (Sestama) H Nofrijal, Rabu (14/8). Hadir Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Hj Rini Riatika Djauhari serta jajarannya. Juga sejumlah pejabat tinggi dan pratama BKKBN pusat. Hadir pula komandan Dodik Belneg Rindam XIV/Hasanuddin.
Dalam sambutannya, Nofrijal menyebutkan, peserta yang mengikuti diklat ini merupakan CPNS hasil penerimaan tahun 2018. Mereka berasal dari 16 provinsi. Masing-masing Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggaram Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, serta Bali.
”Saya selaku pimpinan BKKBN merasa berbahagia dan bersyukur bahwa BKKBN mendapatkan tambahan pegawai sebanyak 827 orang. Para CPNS ini akan ditempatkan di BKKBN Pusat sebanyak 35 orang. Sementara 782 orang ditempatkan di 32 BKKBN perwakilan provinsi,” jelar Nofrijal.
Ia berharap, dengan bertambahnya dukungan pegawai di BKKBN dengan latar belakang disiplin ilmu yang beragam, dapat menjadi energi baru dan harapan baru bagi BKKBN untuk terus menjadi lebih baik dengan landasan visi dan misi BKKBN.
Dijelaskan, penerimaan CPNS di BKKBN telah melalui tahapan-tahapan seleksi yang sangat ketat. Mulai dari proses pendaftaran secara online. Dari sebanyak 17.760 lamaran yang masuk, kemudian dilakukan seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar (SKD) dan seleksi kompetensi bidang (SKB) dengan sistem Computer Assited Test (CAT).
”Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir segala kecurigaan publik terhadap akuntabilitas dari pelaksanaan seleksi penerimaan CPNS. Dengan harapan CPNS, yang diterima adalah putra putri terbaik bangsa yang profesional, dalam arti menguasai bidang tugas atas dasar keterampilan dan ilmu pengetahuan yang terkait serta bekerja sesuai peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai moral,” jelas Nofrijal.
Dalam proses ini pula, lanjut Sestama BKKBN, telah berhasil melahirkan seorang calon penyuluh KB Tegal, Jawa Tengah yang tercatat sebagai lulus terbaik seleksi nasional CPNS 2018 dari 6 juta pelamar. ”Ini menjadi penyulut semangat bagi kalian semua untukĀ bekerja dengan semangat dan profesional,” tandasnya.
Di depan para peserta diklat, Nofrijal menegaskan, Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2015 tentang ASN telah mengakomodir tuntutan masyarakat terhadap ASN. Di mana integritas, profesionalitas, bebas KKN, dan berkinerja optimal menjadi nilai-nilai utama.
”Paradigma ASN saat ini tentu saja sudah bergeser jauh dari paradigma ASN dua dekade yang lalu. Di mana menempatkan birokrasi sebagai mesin yang kaku. Sesuai dengan tuntutan saat ini, ASN BKKBN harus dapat menjadi aparatur yang mengedepankan layanan publik yang prima. Karena sejatinya, tugas ASN adalah melayani masyarakat dan mampu mewujudkan akuntabilitas, sehingga kinerja yang dilaksanakan dapat menghasilkan manfaat bagi masyarakat secara optimal,” terang Nofrijal.
Tugas dan tuntutan untuk melayani masyarakat di masa mendatang, diakui Nofrijal tidak mudah. Sebab akan terus berkembang seiring perubahan zaman. Sementara itu, negara harus tetap hadir untuk melayani masyarakat dengan kualitas terbaik melalui aparaturnya.
Di akhir sambutannya, Nofrijal membacakan pakta integritas yang diikuti seluruh peserta diklat. Di dalamnya terdapat tujuh poin janji yang nantinya harus dilaksanakan ketika menjadi seorang ASN. (*/rus)