BULUKUMBA, UJUNGJARI – Dalam Rangkaian Hari Bhakti Adhyaksa ke-59 dan HUT ke XIX Ikatan Adhyaksa Darma Karini digelar di Kejaksaan Negeri Bulukumba berlangsung Kamis (18/7), sejumlah kegiatan sosial digelar untuk memperingati hari jadi kejaksaan ini. Puluhan ASN mengikuti aksi sosial donor darah di Aula Kejaksaan Negeri Bulukumba, mereka suka rela mendonor guna memenuhi kebutuhan stok darah Palang Merah Indonesia (PMI) Bulukumba.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kasintel kajari Bulukumba , Muhammad Syafrul menjelaskan, Hari Bhakti Adhyaksa (HBA) ke-59 ini bertema kejaksaan akan lebih meningkatkan pengabdian untuk menjaga keutuhan negeri, termasuk meningkatkan profesionalitas kejaksaan di bidang penegakan hukum. “Salah satunya bakti sosial donor darah untuk PMI, dan Alhamdulillah partisipasi berbagai elemen masyarakat cukup baik,” Ungkapnya.

Jumlah kantong darah tidak ditarget, tapi jika melihat daftar hadir mencapai 60-70 orang. “Kemungkinan ada 40 kantong darah, jika sudah diperiksa layak atau tidaknya untuk diambil darah,”  jelasnya

Kegiatan donor darah, dilakukan Kejari lantaran tak bersifat statis. Dimana, darah yang sudah dikumpulkan bisa digunakan di wilayah lain yang sedang membutuhkan darah. “Walaupun stok darah surplus di Bulukumba, PMI Bulukumba bisa koordinasi dengan PMI wilaya lain jika kekurangan stok darah,”  paparnya.

Intinya, selain aksi donor darah bisa membersihkan diri dari darah dan ada amal pahala, untuk membantu orang yang membutuhkan darah.

Selain Donor darah juga diadakan acara khitanan massal.

“Kegiatan khitanan untuk anak-anak ini merupakan salah satu rangkaian acara peringatan Hari Bhakti Adhyaksa atau hari ulang tahun Kejaksaan yang ke-59. Merupakan aksi kepedulian untuk membantu masyarakat khususnya keluarga kurang mampu di wilayah Bulukumba,” kata Kajari Bulukumba, Muhammad ihsan diwakili Ketua Panitia HUT Adhyaksa, Ryan Ardiansyah SH,
Kegiatan hasil kerja sama dengan RSUD Sulthan Deang Radja, sekaligus memperingati HUT Ikatan Adhyaksa Dharmakarini ke XIX Tahun 2019 Kejari Bulukumba ini diikuti puluhan peserta. Sebagian besar berasal dari keluarga kurang mampu.

Selain itu, kegiatan khitanan massal tersebut juga dinilai mengandung nilai keagamaan dan kesehatan. Kalau dalam hubungan dengan Agama Islam, sunat itu wajib bagi laki-laki.

“Alhamdulillah peserta khitanan massal yang kami selenggarakan ini sesuai target. Jumlahnya telah terpenuhi sebanyak 30 orang,” pungkas Rian.

Abd Rahman (12), salah satu peserta khitan massal mengaku semula dia cemas dan ketakutan membayangkan rasa sakit yang bakal dideritanya saat namanya dipanggil masuk aula untuk dikhitan.
Bocah yang baru saja naik kelas 5 Sekolah Dasar (SD) ini akhirnya berhasil melawan rasa takut. Usai dikhitan, dia terlihat berjalan tertatih keluar dari aula sambil memegangi sarung yang dililitkan ke pundaknya.

“Rasanya tadi seperti digigit semut,” ungkapnya datar saat ditanya seperti apa rasanya dikhitan.

Rustam (45), orang tua Rahman mengaku bersyukur bisa mengkhitankan anaknya tanpa harus keluar biaya. Ia pun langsung mendaftar begitu mendapat informasi.

“Saya dapat kabar ada khitanan massal dari brosur yang dibagikan Makanya langsung daftar, ” ungkapnya.(min)