GOWA, UJUNGJARI.COM — Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa Dr Salam terlihat berang mendengar adanya tudingan bahwa dirinya mengintervensi pengadaan baju kaos seragam untuk Beautiful Malino yang digelar selama tiga hari di kota wisata Malino, Kabupaten Gowa (12-14 Juli).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Informasi yang beredar Kadisdik Gowa memaksakan para kepsek dan guru membeli baju kaos untul event wisata itu dengan harga per orang Rp 400 ribu untuk satu lembar baju kaos.
Mendengar tudingan ini Kadisdik pun mengklarifikasi tudingan tersebut. “Itu tidak benar. Ini bohong dan fitnah terhadap diri saya. Saya perlu luruskan bahwa tidak benar jika saya mengintervensi atau mengadakan dan menjual baju beautiful malino, justru sebaliknya saya telah melarang kepada semua jajaran Disdik Gowa untuk tidak mengadakan dan menjual baju beautiful malino seperti seragam olahraga dan sejenisnya. Saya saja mengalami kesulitan mencari baju beautiful malino. Mohon maaf atas adanya berita bohong semacam ini,” tandas Dr Salam kepada media, Minggu (14/7/2019).
Dr Salam mengakui jika dalam beberapa bulan terakhir ini Disdik Gowa, khususnya dirinya selaku kepala dinas diserang dengan berbagai berita bohong atau hoax.
“Iya sejak beberapa bulan terakhir ini saya memang diserang fitnah. Saya tidak tau apa modus dari semua itu. Yang jelas ada yang tidak suka sama saya,” aku Dr Salam, dosen senior UNM Makassar yang dilantik jadi kabinet dalam pemerintahan Adnan-Rauf selaku Bupati dan Wabup Gowa pada 2017 lalu.
Menurut dosen sastra UNM ini, apa yang beredar dikalangan masyarakat saat ini terkait berita-berita miring terkait kinerjanya adalah sangat hoax.
Bahkan ketika kabar itu bergulir dan dimuat salah satu media online, Kadisdik Gowa ini langsung melakukan klarifikasi ke seluruh kepsek melalui 18 Korwil yang ada di kecamatan.
“Saya sudah mengklarifikasi ke masing-masing kepsek dan korwil hingga kepada guru namun tidak ada yang mengaku telah dipaksakan membeli baju kaos BM. Ada yang memang membeli tapi berdasarkan keinginan mereka sendiri. Yang saya heran kok bisa nya saya disebutkan memaksakan membeli baju kaos seharga 400 ribu rupiah. Sangat tidak masuk akal karena harga baju kaos untuk harga standar itu antara 80 ribu hingga 100 ribu saja. Jadi berita yang beredar di luaran itu adalah benar-benar hoax,” tandas Dr Salam lagi.
Sementara itu sejumlah kepala sekolah yang dikonfirmasi langsung mengaku tidak pernah diminta untuk membeli baju kaos seragam oleh kepala dinas.
“Itu tidak benar. Saya membeli baju kaos dan tanpa arahan dari mana pun seharga Rp 80 ribu rupiah saja jadi bukan 400 ribu. Kalau yang 400 ribu itu yang saya tau adalah dikumpul para kepala sekolah (patungan) untuk membiayai akomodasi makan minum dan penginapan selama mengikuti rangkaian Beautiful Malino. Wajar kan kira kumpul seperti itu. Kalau tidak kumpul uang lalu siapa yang mau tanggulangi makan minum dan penginapan kami semua selama kegiatan di Malino. Iya kan,” kilah Hj Mukminati, Kepala SDN Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa dikonfirmasi via telepon.
Hal senada diakui Korwil Tombolopao Hasbullah. Menurutnya pihaknya sebagai perpanjangan tangan Disdik di kecamatan tidak mengkoordinir pengadaan baju seragam untuk guru-guru di wilayahnya.
“Buktinya mereka semua (guru) tidak kenakan seragam di Malino. Kalaupun ada yang terlihat mengenakan baju BM itu mereka beli sendiri. Banyak dijual di lokasi kegiatan di Malino,” jelas Korwil Tombolopao.
Ketua MKKS SMP Kabupaten Gowa Mas’ud Kasim juga menbantah adanya intervensi pengadaan baju BM tersebut.
“Kami menyanggah adanya informaso sesat tersebut. Itu hanya hoax saja. Yg jelas dari MKKS SMP Gowa menyatakan tidak ada sekolah SMP yang melakukan pengadaan baju BM apalagi karena diarahkan. Kami malah mengajak seluruh kepala sekolah SMP untuk rame-rame cari sumber kabar itu sebab ini adalah fitnah,” jelas Ketua MKKS SMP Gowa. (saribulan)