Site icon Ujung Jari

Keluarga Raja Gowa Mulai Dilanda Konflik, Status Andi Kumala Idjo Disoal

 

GOWA, UJUNGJARI– Keluarga Raja Gowa ke 36 Andi Idjo Karaeng Lalolang kini mulai dilanda konflik antar keluarga. Status Raja Gowa ke 37 yang disandang Andi Kumala Andi Idjo selama ini dipersoalkan oleh kalangan keluarga sendiri.

Hal ini menyeruak pasca pembongkaran brankas benda pusaka mahkota Salokoa ri Gowa yang dilakukan oknum beberapa tahun lalu.

Di saat kasus ini di bawah ke rana hukum dan sudah ditangani di tingkat Mabes Polri, di Juni 2019, kasusnya kembali mengemuka disebabkan adanya pihak keluarga kerajaan yang ke Mabes Polri mencabut laporan terkait pengrusakan tersebut.

Karena adanya pencabutan dam diyakini sepihak oleh keluarga kerajaan membuat konflik pun mulai terbuka antara kubu Andi Baso Machmud dan Andi Hasanuddin Abe versus Andi Kumala Andi Idjo Karaeng Lembang Parang dan Andi Masualle Patta Ago.

Dalam persoalan ini pihak Andi Baso Machmud menuding Andi Kumala Andi Idjo lah yang memerintahkan mencabut laporan tersebut dengan mengutus dua orang ke Mabes Polri.

Namun tudingan tersebut dibantah keras oleh Andi Kumala Andi Idjo yang juga adalah adik dari Andi Maddusila Andi Idjo Patta Nyonri.

Menanggapi tudingan miring ke dirinya, Andi Kumala Idjo yang diangkat dan dikukuhkan sebagai Raja Gowa ke 37 tahun 2007 silam oleh Dewan Hadat Bate Salapang ri Gowa pun mengambil sikap.

Kepada sejumlah media di kediamannya di Jl Mangka Dg Bombong, Kelurahan Batangkaluku, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, mantan Kepala Bappeda Gowa ini mengungkap bahwa dirinya tidak pernah memerintahkan siapapun ke Mabes Polri untuk mencabut laporan tersebut.

“Kalau pun ada yang kesana (ke mabes) dan mencabut laporan itu adalah keinginan pribadi yang bersangkutan atau si pelapor itu sendiri, bukan karena atas perintah saya,” tandas Andi Kumala Andi Idjo, Rabu (19/6/2019) sore kemarin di kediamannya.

” Saya tidak pernah menyuruh atau mengutus seseorang untuk mencabut laporan terkait pembobolan dan perusakan Museum Balla Lompoa di Mabes Polri. Pencabutan laporan tersebut merupakan keinginan dari pelapor sendiri yakni Andi Masualle. Beliau memang datang ke rumah saya untuk menyampaikan bahwa akan ke Jakarta untuk mencabut laporan pengerusakan berangkas. Saya katakan saat itu luar biasa. Bahkan saya katakan, kalau begitu berarti anda (Andi Masualle) ini menfasilitasi kepentingan antara keluarga kerajaan dan pemerintah daerah terkait apa yang telah terjadi di masa lalu. Bahkan saya sangat merespon agar kita perbaiki semua masalah di tahun 2019 ini dan kita membangun hubungan yang lebih baik di masa-masa yang akan datang,” ungkap Andi Kumala Andi Idjo.

Adanya pencabutan laporan kasus tersebut membuat Andi Kumala Abdi Idjo pun jadi korban. Statusnya sebagai Raja Gowa dicabut sepihak oleh pihak keluarga dengan alasan bahwa Andi Kumala lah yang jadi dalang dari pencabutan laporan tersebut yang mengutus dua wakil masing-masing Andi Didis dan Andi Kosasi.

Karena dicabut sepihak status kehormatannya akhirnya Andi Kumala pun menyikapi bahwa hasil pertemuan yang dilakukan beberapa waktu lalu yang mengatasnamakan Lembaga Adat Kerajaan Gowa di Kediaman Andi Baso Machmud Karaeng Tumailalang Lolo di Jl Basoi Dg Bunga, Kelurahan Sungguminasa merupakan pertemuan ilegal.

“Pada prinsipnya apa yang telah dilakukan Andi Hasanuddin dan Andi Baso Machmud Cs ini sama sekali sangat keliru karena melihat kembali sekaitan dengan surat mandat yang dikeluarkan oleh lembaga adat ini. Keliru dia. Dia tidak pantas mengatasnamakan dirinya sebagai lembaga adat karena mereka sudah demisioner pada tanggal 19 Januari 2019 lalu,” tegas Andi Kumala Andi Idjo.

Terpisah, Andi Masualle Patta Ago juga mengungkapkan bahwa pencabutan laporan pembobolan dan pengrusakan Museum Balla Lompoa di Mabes Polri tidak ada sangkut pautnya dengan Andi Kumala Andi Idjo. Andi Masualle mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan berdasarkan keinginannya sendiri.

“Ini murni dorongan dari dalam diri saya untuk menyelesaikan konflik ini. Kita selesaikan police line dan Raja Gowa Andi Kumala tidak terlibat didalamnya. Ini inisiatif saya sendiri. Keliru kalau Andi Kumala disalahkan,” tandas Andi Masualle kepada media yang mengkonfirmasinya.

Menurut Andi Masualle konflik antara pihak Kerajaan Gowa dengan Pemerintah Kabupaten Gowa sudah saatnya diakhiri. Andi Masualle menilai, sudah tiga tahun lamanya kasus tersebut tak kunjung ada titik terang. Belum lagi, Istana Kerajaan Balla Lompoa yang masih dipasangi garis polisi menjadi menghambat pelestarian budaya maka masyarakat umum.

Andi Masualle pun menyebutkan tim yang dibawanya ke Jakarta ke Mabes Polri untuk melakukan pencabutan laporan adalah Andi Didis Abubaeda, Andi Kosasi (sebagai pelapor) dan anggota kerajaan yang berperan sebagai saksi, yakni Andi Agung dan Efendi Ismail. Bahkan Andi Masualle menyebutkan Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga turut ikut mendampingi tim tersebut sebagai pimpinan Kepolisian pada locus delicti. Selain itu juga ikut didalamnya Pemerintah Kabupaten Gowa diwakili Wakil Bupati Abd Rauf Malaganni bersama Kepala Inspektorat Gowa. (saribulan)

Exit mobile version