MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Menikmati Roti Mantau, sekarang tidak perlu repot-repot pergi ke Tiongkok. Kini mantau juga bisa di peroleh ketika berada di Kota Makassar, salah satunya Roti Mantau Bu Herni yang sudah dijajakan dibeberapa tempat, termasuk di supermarket, cafe, Baji Pamai dan bandara international Sultan Hasanuddin.

Roti yang satu ini telah menjadi jajanan khas Sulawesi Selatan. Roti berwarna putih ini awalnya berasal dari makanan dari Taiwan (Mantou), tetapi resepnya diolah kembali oleh produksi lokal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Owner Roti Mantau Bu Herni, Herni Tarru mengatakan, kini usaha roti mantaunya sudab lebih bervariasi.

“Sekarang varian isinya lebih bervariasi jadi, isian rotinya kita buat ada yang isi coklat, keju dan pandan. Dan yang pasti roti ini berbeda dengan sejumlah roti yang sering dijumpai di kota pare-pare,” ungkapnya, Sabtu (1/6/2019).

Ia mengaku, usaha tersebut sudah berjalan selama tujuh tahun. Ia memilih merintis usaha Pondok Roti Mantau dan Bubur Ayam lantaran melihat animo masyarakat yang sangat positif.

Dengan memasang merek sesuai namanya, Mantau Bu Herni, bisnis ini terus berkembang. Bahkan, wilayah pemasarannya tak hanya di Makassar, namun sudah merambah Kalimantan, Pulau Jawa, hingga Papua.

Di Makassar, Roti Mantau Bu Herni bisa didapatkan di sejumlah titik gerai.

“Mantau Bu Herni ini produknya sudah sampai keluar negeri jadi oleh-oleh Makassar. Bisa juga di jumpai di Bandara International Sultan Hasanuddin, dan sudah sertifikasi halal dari MUI dan izin kesehatan dari BPOM,” terangnya.

Ia pun menjelaskan, bahwa bahan yang digunakan sangat berkualitas untuk masyarakat.

“Kalau mau tahu, masyarakat sangat pinter pandang mana yang berkualitas mana tidak sehingga antusiasnya sangat merespon. Tapi kami tetap menggunakan bahan baku yang diatas standar,” katanya.

Untuk harganya sendiri dibanderol Rp35 ribu per pak yang berisi 10 biji dan dijual di counter, ritel (Supermarket,red) dan Bandara Sultan Hasanuddin. “Kalau stok di bandara itu 50 sampai 60 pak,” bebernya.

Dari hasil penjualan tersebut, dirinya mampu meraup untung hingga puluhan juta rupiah.

“Keuntungannya saya tidak bisa menghitung dengan jelas, yang penting sudah bisa membiayai kuliah, sekolah dan biaya operasional anak-anak,” tandasnya. (Rls)