ikut bergabung

Jamaah An Nadzir Tetapkan Ahad Satu Ramadan, Sabtu Mulai Puasa


Sulsel

Jamaah An Nadzir Tetapkan Ahad Satu Ramadan, Sabtu Mulai Puasa

GOWA, UJUNGJARI– Jamaah An Nadzir yang berkembang di tengah masyarakat di Lingkungan Butta Eja, Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, akan memulai ibadah puasanya pada Sabtu (4/5/2019) besok sebagai puasa menyambut.

Mengawali puasa di Sabtu itu maka menurut jamaah An Nadzir satu ramadan akan mulai terhitung pada Ahad lusa. Keputusan melakukan ibadah puasa itu berdasarkan musyawarah tim 9 yang telah diamanahkan oleh jamaah An Nadzir yang dilakukan Kamis (2/5/2019) malam tadi.

Sekjen An Nadzir yang juga Ketua Dewan Pengawas dan Penanggung Jawab Pendidikan dan Pembangunan Jamaah An Nadzir Gowa Ustadz M Samiruddin Pademmui mengatakan, pihaknya telah melakukan sidang isbat atau musyawarah untuk menganbil kesepakatan keputusan berdasarkan beberapa parameter yang diyakini bersama.

Baca Juga

“Pada malam ini kita sudah selesai musyawarah didapatkan suatu kesepakatan keputusan berdasarkan beberapa parameter yang selama ini kita pahami. Alhamdulillah Insha Allah jamaah An Nadzir akan memulai puasa Sabtu 4 Mei 2019 itu dan ini adalah niat menyambut datangnya Ramadan. Untuk satu Ramadannya secara full itu Insha Allah hari Ahad tapi estimasinya pergantian bulan itu terjadi pada hari Sabtu sekitar jam 14.00 siang,” jelas Ustadz Samiruddin.

Dia pun mengatakan, penentuan satu Ramadan itu, pihaknya berpedoman berdasarkan pada yang selama ini ilmu yang sudah diajarkan oleh imam mereka.

“Bahwa dalam menentukan Ramadan itu kita mengamati bulan, perpisahan bulan. Kita mulai mengamati bulan dari bulan purnama yaitu 15, sempurna. Kemudian menghitung ke bawah sampai tiga bulan terakhir. Disitulah kita memang menghitung dengan estimasi itu setiap malam itu sekitar 54 menit interval waktunya. Dengan rumus itu tadi maka kita mendapatkan Insha Allah hari Sabtu itu nanti akan berpisah bulan sekitar jam dua siang. Nanti itu akan disempurnakan lagi dengan mengamati air laut yang pasang puncak atau pasang kondak. Itulah bukti yang terakhir perpisahan bulan itu,” jelas Ustadz Samiruddin.

Baca Juga :   Turnamen Futsal Kapolres Gowa Cup IV Berakhir, Ini Juaranya

Dia mengatakan, sebenarnya kalau berdasarkan beberapa hadist di zaman Rasulullah juga metode itu digunakan.

“Pengamatan bulan itu bisa dimulai dari bulan Rajab kemudian Syaban dan teman-teman sudah melakukan itu. Jadi sebenarnya musyarawah kita malam hari ini hanya mengambil suatu keputusan yang sebenarnya. Selama ini dasar-dasarnya itu kita pantau Rajab Syaban sampai hari ini,” jelasnya lagi. (saribulan)

dibaca : 48



Komentar Anda
Baca Selengkapnya
Rekomendasi untuk anda ...

Berita lainnya Sulsel

Populer Minggu ini

Arsip

To Top