MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Balai Bahasa Sulawesi Selatan, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan seleksi pemilihan duta bahasa 2019, pada Rabu – Sabtu (1-4 Mei) di Balai Bahasa dan Mall FIFO.

Sebelum diseleksi, peserta diberi materi pembekalan meliputi pengembangan potensi dan kepribadian diri dan penulisan KTI bagi semua peserta sebanyak 50 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari 50 orang disaring menjadi 24 besar. Ke-24 besar diberi materi peran balai bahasa dalam pembinaan bahasa dan sastra, retorika bahasa, dan tips dan trik menjadi duta.

Ke-24 besar disaring menjadi 8 besar dengan tahap seleksi presentasi KTI, wawancara dan unjuk kompetensi dan bakat peserta.

Dari 24 besar disaring menjadi 8 besar. Selanjutnya, 8 besar dilakukan wawancara di Mall FIFO untuk menetapkan duta bahasa 2019 untuk 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

Narasumber dan dewan juri: Prof. Dr. Anshari,M.Hum., Dra. Zainab, M.Hum., Eva Meizara Puspita D.,S.Psi., Dra.Nasmila,M.A., dan Ratu Fatimah.

Menurut Kepala Balai Bahasa, Dra.Zainab, M.Hum, minat dan motivasi mahasiswa untuk mengikuti seleksi sangat tinggi. Asal perguruan tinggi juga beragam. Pemilihan duta bahasa dilaksanakan setiap tahun.

Prof. Dr. Anshari, M.Hum selaku narasumber dan dewan juri memuji adanya pemilihan duta bahasa. Sebab, mendorong mahasiswa untuk menguasai bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing.

Kata Ketua HPBI Sulsel dan Asdir 3 PPs UNM, para peserta hendaknya membekali pengetahuan dan wawasan kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan sehingga tugas duta bahasa sangat strategis dalam pembinaan bahasa dan sastra.

Ketua Panitia, Dewi Pridayanti, M.Adm. SDA menjelaskan seleksi diadakan di kantor dan di Mall FIFO. Acara di FIFO difokuskan untuk unjuk kompetensi dan bakat peserta.

“Jadi, acara malam puncak akan disoroti para pengunjung mal sehingga gaungnya kian besar,” ujarnya. (**)