GOWA, UJUNGJARI.COM — Komitmen penuh Pemerintah Kabupaten Gowa dalam meningkatkan penyelenggaraan layanan publik dibuktikan dengan didapatkannya dua penghargaan pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) tingkat Provinsi Sulsel kategori Top 29 tahun 2019.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemberian penghargaan ini dilakukan Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman kepada sejumlah pemerintah kabupaten/kota yang meraihnya pada Jambore Inovasi Pelayanan Publik Provinsi Sulawesi Selatan di Four Points by Sheraton Makassar, Kamis (25/4/2019) siang.

Salah satu kabupaten penerima adalah Kabupaten Gowa dengan SKPD penerima adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Gowa serta Dinas Pendidikan Gowa.

Penghargaan Top 29 Pelayanan Publik ini masing-masing diterima Sekdis Dukcapil Gowa Edy Sucipto dan Dr Ulfa Tenri Batari dari Disdik Gowa dan masing-masing didampingi Wabup Gowa Abd Rauf Malaganni serta Kadisdik Dr Salam dan Kadisdukcapil Ambo.

Pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) tingkat Provinsi Sulsel kategori Top 29 tahun 2019 ini, Pemkab Gowa meraihnya karena inovasi ‘Pak Adnan’ atau Pelayanan Kolaborasi Administrasi Kependudukan yang digelontorkan oleh Dinas Dukcapil Gowa. Sedang Dinas Pendidikan Gowa menelorkan inovasi bernama ‘Impian’ atau Informasi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai aparatur sipil negara (ASN). Kedua inovasi inipun lalu digabungkan menjadi ‘Impian Pak Adnan’.

Sekdis Dukcapil Gowa Edy Sucipto selalu inovator ‘Pak Adnan’ ini menjelaskan latar belakang dihadirkannya inovasi tersebut untuk mengakomodir layanan pembuatan identitas kependudukan. Salah satunya yakni akta kelahiran di 18 kecamatan. Utamanya di dataran tinggi yang disebabkan akses yang jauh.

“Sebelumnya karena keterbatasan sumber daya manusia dan sarana prasarana sehingga agak susah untuk membuat cakupan akta kelahiran. Inilah sehingga kita sulit untuk memenuhi target nasional,” jelas Edy.

Karena persoalan tersebut, Disdukcapil Gowa pun mencari solusi dengan membuat inovasi untuk memenuhi cakupan target nasional dalam pembuatan akta kelahiran. Dan pada Mei 2017 dibuatlah inovasi tersebut dari hasil analisis dan kajian yang mana kendala cakupan pembuatan akta kelahiran dipengaruhi karena faktor jarak yang cukup jauh. Dari faktor ini maka dianggap perlu dilakukan kolaborasi dengan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Edy juga mengatakan, sistem kerja inovasi tersebut yaitu melakukan kerjasama dengan SKPD yang memiliki jaringan kerja hingga ke unsur kelurahan atau desa dalam membantu pembuatan identitas kependudukan baik itu akta kelahiran maupun kartu keluarga (KK). Misalnya, dinas kesehatan, disini pihaknya melibatkan petugas puskesmas untuk mendata pembuatan akta kelahiran pada saat anak lahir.

“Dengan adanya inovasi ini kita berhasil melampaui target nasional dalam cakupan pembuatan akta kelahiran pada 2018 lalu sebesar 97 persen,” ujar Edy.

Kedepan selain melayani pembuatan akta kelahiran dan KK, juga akan didorong pada tahap pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA).

Sementara inovator ‘Impian’ Dr Ulfa Tenri Batari dari Disdik Gowa menjelaskan, inovasi Impian yang diciptakan pada Agustus 2017 lahir karena sejak dua tahun terakhir Disdik Gowa tidak memiliki data base terkait profil pendidikan dan tenaga kependidikan. Inovasi ini juga akan mendukung kerja-kerja bidang pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), yang mana membutuhkan profil dari seluruh tenaga pendidik dan kependidikan yang akan dibina.

“Impian ini adalah data base e-portofolio yang didalamnya seluruh profil para guru di Gowa mulai dari sertifikat pelatihan yang diikuti guru, golongan guru dan lainnya, baik itu guru ASN maupun tenaga honorer,” kata Ulfa selaku Kasi Pembinaan PTK SMP Disdik Gowa.

Hingga saat dalam aplikasi Impian telah terinput sekitar 8.000 PTK yang telah terdaftar mulai dari guru TK hingga guru SMP.

“Ini pun belum mencakup keseluruhan karena masih ada beberapa guru utamanya non-ASN yang belum memasukkan datanya,” katanya.

Untuk memudahkan tenaga PTK dalam mengakses aplikasi tersebut terlebih dulu dilakukan sosialisasi hingga ke tingkat bawah oleh tim tenaga teknis yang dibentuk melalui SK Bupati. Di tim tersebut juga dilibatkan seluruh koordinator wilayah maupun pengawas. Aplikasi ini juga sangat mendapat support dari seluruh guru yang ada di Gowa.

Menyikapi dua penghargaan inovasi ini, Wabup Gowa Abd Rauf Malaganni sangat mengapresiasi kerja-kerja SKPD lingkup Pemkab Gowa yang terus melakukan peningkatan layanan publik. Penghargaan ini tentunya menjadi bukti nyata pemerintah daerah yang ingin terus melakukan pembangunan bagi daerahnya.

“Kualitas pelayanan publik memang harus terus ditingkatkan, hal ini sangat membantu dalam memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Penghargaan ini menambah penghargaan-penghargaan yang diterima Pemkab Gowa,” kata Rauf.

Dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik tingkat provinsi ini sekitar 3.156 proposal inovasi yang masuk dari seluruh kabupaten/kota se-Sulsel. Jumlah ini naik 11 persen pada 2018 lalu atau sekitar 2.884 proposal inovasi. Dari ribuan inovasi ini, Sulsel masuk pada Top 99 tahun 2019 sementara Top 29 tahun 2019 inovasi kabupaten/kota se Sulsel salah satunya peraihnya adalah Pemkab Gowa. (saribulan)