GOWA, UJUNGJARI.COM — Sedikitnya 85 orang dari 180 murid Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Alfadiyah yang terletak di Kelurahan Batangkaluku, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa melakukan aksi mogok belajar.
Aksi mogok belajar itu mulai dilakukan para murid Senin (25/3/2019) pagi. Aksi mogok tanpa masuk ke sekolah itu dilakukan sebagai bentuk aksi protes para orangtua murid setempat disebabkan pihak yayasan mengganti kepala sekolah tanpa alasan jelas.
Soal aksi mogok para murid ini diakui para orangtua murid. Salah satunya dikatakan Hasruddin.
Dikatakan Hasruddin aksi mogok ini menjadi kesepakatan bersama para orangtua murid sebagai bentuk protes atas sikap yayasan menggantikan kepsek ustadz Ahmad Agus SPd tanpa alasan yang jelas.
“Iya kami para orangtua mulai melakukan mogok mengantar anak-anak kami ke sekolah mulai hari ini (Senin, red). Ada indikasi pihak yayasan menekan kepala sekolahnya hingga mundur dan kemudian mengangkat wakasek tunggal,” jelas Hasruddin, warga Pallangga ini.
Dikatakan Hasruddin, hampir semua orangtua murid tidak setuju. Karena itu lalu dibentuk tim Islah. namun ternyata kata Hasruddin, pihak yayadan tidak mau mengubah keputusannya padahal kepala sekolah sudah siap kembali masuk bertugas atas permintaan para orangtua,” ucap Hasruddin yang merupakan salah satu anggota dari tim Islah yang dibentuk komite sekolah.
“Karena pihak yayasan tidak.pudli permintaan orangtua murid maka kami semua (murid) akan melakukan mogok massal,” jelas Hasruddin lagi.
Terkait upaya orangtua murid itu, dibenarkan Ketua Komite SDIT Alfadiyah. Saat dikonfirmasi BKM, Senin (25/3/2019) siang, Saenal Ketua Komite SDIT Alfadiyah mengatakan selaku komite dirinya sangat prihatin dengan terjadinya permasalahan di sekolah.
“Kami sangat prihatin jika aksi mogok belajar ini terjadi. Imbasnya tentu kepada anak-anak kami. Tapi kalau aksi mogok belajar ini tidak dilakukan maka permasalahan ini tidak akan ada solusinya. Aksi yang dilakukan oleh orangtua murid terjadi spontan saja yang diawali perbedaan pandangan antara orangtua murid dengan pihak yayasan karena tidak ada penyelesian. Makanya kami orangtua murid sepakat saja tidak mengantarkan anak-anak kami ke sekolah hari ini,” jelas Saenal.
Dikatakan Saenal, sebenarnya sudah ada pertemuan antara orangtua murid dengan pihak yayasan dan pihak sekolah dimana pada pertemuan tersebut orangtua murid merasa kurang puas atas penjelasan dari yayasan.
Akhirnya tambah Saenal, para orangtua meminta komite membentuk tim mediasi untuk kepada yayasan dan meminta agar yayasan menerima kembali kepala sekolah yang telah lebih dahulu mundur. Namun dari hasil mediasi ini, pihak yayasan tetap mempertahankan keputusan mengganti kepsek.
Terpisah Kepala SDIT Alfadiyah Gowa, ustadz Ahmad Agus SPd yang dikonfirmasi mengatakan sebetulnya dirinya bukan diganti, tapi dia sengaja mengundurkan diri saja.
“Saya selaku kepsek mengundurkan diri atas kemauan sendiri karena adanya kebijakan-kebijakan dari yayasan yang bagi saya tidak lagi sejalan dengan visi misi sebagaimana awalnya sekolah tersebut dirintis. Namun karena pengunduran diri saya tersebut para orangtua merasa keberatan dan tetap mempertahankan saya di Alfadiyah. Maka diadakanlah forum klarifikasi, namun pertemuan tersebut tidak mendapatkan hasil, karenanya sekolah bergejolak dengan adanya protes orangtua peserta didik,” ungkap ustadz Ahmad Agus yang dikonfirmasi via WhatsApp, siang tadi.
Ustadz Ahmad Agus mengatakan karena para orangtua keberatan sehingga sekolah tidak lagi kondusif.
“Akhirnya saya membesarkan hati untuk kembali ke Alfadiyah dengan niat untuk meredam masalah sekaligus memenuhi tuntutan para orangtua siswa, namun qaddrullah, pihak yayasan tidak menerima saya kembali akhirnya para orangtua siswa mengadakan aksi mogok belajar karena merasa kecewa dengan pihak yayasan. Secara pribadi sebetulnya saya tidak menginginkan hal ini terjadi karena mengundurkan diri, saya rasa sesuatu yang wajar dalam instansi. Namun mungkin rasa cintanya para orangtua sehingga tidak menginginkan saya mundur,” ucap ustadz Ahmad Agus.
Dari pantauan media di sekolah Islam tersebut, sejumlah ruangan kelas terlihat kurang muridnya yang hadir. Bahkan ada satu kelas tersisa empat orang murid yang hadir.
Sementara itu Ketua Yayasan Alfadiyah H Suhardi yang berupaya dikonfirmasi hingga pukul 16.20 Wita tak ada jawaban jelas.
“Maaf sebentar sore saya hub ki,” balasnya singkat pada pesan WhatsApp saat dihubungi pukul 14.35 Wita. (saribulan)