GOWA, UJUNGJARI.COM — Selama
50 hari ke depan ratusan personil Satuan Brimob Polda Sulsel akan melakukan BKO di Kabupaten Gowa.

Ratusan personil Brimob yang akan melakukan pengamanan menjelang dan setelah Pemilu April nanti ini diterima resmi oleh Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga, Selasa (5/3/2019) siang tadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga dalam arahannya mengatakan, sebagai penanggung jawab bidang kamtibmas, Polres Gowa telah menyusun strategi pengamanan Pemilu 2019 sejak awal tahun 2018 lalu, dimana salah satu strategi tersebut adalah membentuk pleton taktis.

“Ada empat strategi Polres Gowa dalam pengamanan Pemilu 2019, salah satunya adalah penugasan pleton taktis, yang nantinya akan dilakukan para personil Brimob BKO dengan cara patroli dialogis ke berbagai elemen masyarakat,” jelas Shinto.

Berdasarkan perencanaan, penugasan BKO dari Satbrimob Polda Sulsel di wilayah hukum Polres Gowa akan berlangsung hingga 50 hari ke depan, terhitung sejak 5 Maret hingga 25 April mendatang.

“Kehadiran personil BKO dari Brimob Polda Sulsel yakni untuk membantu Polres Gowa dalam menjamin kamtibmas di Kabupaten Gowa, sehingga Pemilu 2019 akan terwujud secara aman, damai dan sejuk,” tutur Shinto.

Personil Brimob ini pun diharapkan dapat melakukan identifikasi terkait potensi-potensi gangguan yang dapat menggagalkan terwujudnya penyelenggaraan Pemilu 2019 di Kabupaten Gowa.

“Kami harap, rekan-rekan dari Brimob dapat mengoptimalisasi penugasannya dengan mengedepankan upaya preventif dan persuasif serta mengimbau masyarakat untuk tidak mudah diintimidasi dan digerakkan oleh orang-orang tertentu untuk melakukan perbuatan melanggar hukum,” tegas kapolres.

Sebelum turun ke desa-desa, para BKO.Brimob ini mendapatkan pembekalan lebih lanjut di aula Endra Dharmalaksana ini

Kapolres Shinto menyebutkan ada beberapa potensi gangguan jelang Pemilu diantaranya propaganda firehose of falsehood (hoax), ujaran kebencian (hate speech), politisasi sara, serta pemilu yang diwarnai dengan konflik fisik.

Potensi gangguan itu pun dijelaskan satu per satu secara rinci mulai dari pengertian, ciri-ciri, bentuk-bentuk, hingga dampaknya.

“Yang paling marak terjadi menjelang Pemilu saat ini adalah propaganda firehose of falsehood. Ini adalah kebohongan yang terencana, yang sengaja dibuat dan disebarkan secara massif untuk memecah belah persatuan,” tandas kapolres.

Kapolres pun meminta para personil Brimob BKO untuk dapat aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat yang ditemuinya nanti dalam patroli dialogis, serta berani menyampaikan kebenaran yang sesuai fakta dan data apabila mendapati kekeliruan di tengah masyarakat. (saribulan)