GOWA, UJUNGJARI.COM — Bencana alam banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Gowa Selasa 22 Januari 2019 lalu memang menyisakan duka mendalam bagi pemerintah dan masyarakat Gowa dikarenakan bencana alam ini menelan korban tewas 56 jiwa.
Namun duka ini berbuah hikmah yang patut disyukuri masyarakat. Seperri halnya dikatakan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di sela Jumat Ibadah, Adnan menyebut selalu ada hikmah dibalik bencana yang terjadi. Salah satu hikmah musibah banjir dan tanah longsor yang menimpa Kabupaten Gowa adalah akan dibangunnya Bendungan Jenelata oleh pemerintah pusat melalui Kementrian PUPR RI.
Diakui Bupati Gowa ini bahwa
pembangunan bendungan Jenelata ini sudah diteriakkannya sejak 2016 lalu. Dulu alasan utama kenapa Pemkab Gowa meminta dibangun bendungan Jenelata ini, karena selama ini empat bendungan yang telah berdiri dan berada di Kabupaten Gowa, semuanya untuk kebutuhan warga di luar Gowa.
Tapi setelah kejadian banjir bandang dan tanah longsor menimpa sebulan lalu, pusat pun merestui pembangunan Bendungan Jenelata ini.
“Alhamdulillah hikmah itu mulai terbuka. Berkat musibah yang menimpa, tahun ini juga pembangunan Bendungan Jenelata akan dilakukan,” ujarnya di Masjid Nurul Yasin, Jumat (21/2/2019) pagi.
Adnan pun menyebutkan, total investasi bendung yang diperkirakan rampung pada 2020 itu mencapai Rp 3 triliun. Diharapkan dengan selesainya bendungan yang akan dibangun disamping Bendungan Bilibili tersebut dapat mereduksi banjir serta meningkatkan perekonomian warga.
“Untuk itu, kita jangan saling menyalahkan. Karena dibalik bencana selalu ada hikmah. Dibalik kesulitan selalu ada kemudahan,” tandas bupati.
Terkait bakal pembangunan bendungan yang akan menenggelamkan lima desa di Kecamatan Manuju ini, sejumlah warga berharap pembebasan lahan nanti tidak merugikan warga. Apalagi bagi tanah-tanah produktif yang digunakan sebagai mata pencarian warga.
“Kami pasti mendukung karena ini untuk kepentingan orang banyak. Hanya kami berharap banyak warga tidak dirugikan dalam pembebasan lahan nanti kasihan,” kata Dg Late, warga Manuju.
Diketahui, saat ini pemerintah pusat sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 460 miliar untuk pembebasan lahan di lima desa. Dan rencananya, pembebasan lahan mulai dilakukan Maret 2019. (saribulan)