MAKASSAR, UJUNGJARI–Empat calon legislatif (Caleg) milenial serta satu Caleg petahana yang juga politisi senior,  adu gagasan soal bagaimana meyakinkan masyarakat sebagai pemilih di Pemilu 17 April 2019 mendatang. Adu gagasan dituangkan dalam Diskusi Publik yang dilaksanakan Lensa Demokrasi bersama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sulsel dengan tema “Peluang Caleg Potensial Mengancam Incumbent” di Warkop Soqta, Jalan Hertasning Satu, Kamis (21/2/).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Arham Basmin Caleg DPRD Sulsel Dapil Sulsel 1 atau Makassar A dari Partai Nasdem menjadi pembicara pertama dalam diskusi publik ini. “Momentum ini bagus agar bisa mengenali calon legislatif,” katanya. Dia mengatakan, demokrasi harus menghasilkan pemerintahan yang mewakili rakyat. Karena itu, caleg harus memahami tugas dan fungsi seorang legislator. Sebagai politisi, dia tidak hanya sekadar mencari pundi suara. Tetapi, dia menekankan edukasi kepada pemilih.

“Karena pemimpin berkualitas lahir dari pemilih yang cerdas,” katanya. Pembicara kedua, Adam Muhammad dari Partai Gerindra, Caleg DPRD Sulsel Dapil Sulsel II atau Makassar B. Adam mengenyam panggung politik sekitar 10 tahun. Berbekal pengalamannya, dia ingin menyumbangkan kemampuannya untuk membangun Sulsel. Pesta demokrasi bukan untuk beradu kekuatan tetapi berkolaborasi agar menjadi lebih baik.

“Edukasi politik untuk demokrasi berkualitas,” katanya. Selanjutnya, Fauzan Agus Arifin Nu’mang, Caleg DPRD Kota Makassar dengan daerah pemilihan III dari Partai Gerindra. Menurutnya, zaman terus berkembang. Setiap zaman harus ada regenerasi. 

 

Sehingga, anak mudah harus selalu siap. “Zaman milenial menjadi sasaran. Karena milenial tanggap dengan perubahan. Fauzan pun memberikan tawaran untuk komunikasi yang mudah jika terpilih nanti. Dia berjanji, masyarakat yang ingin berkomunikasi dengannya tak akan sulit. Lalu, Andre Prasetyo Tanta untuk Dapil Makassar dari Nasdem. Andre keluar dari zona nyamannya selama ini sebagai pengusaha. “Masuk ke politik karena memiliki jangkauan lebih luas untuk memberikan manfaat ke masyarakat,” katanya. Sebagai generasi milenial, katanya, akan menawarkan sesuatu yang lebih. Alasannya, milenial identik dengan militansi dan enejik.

Bahkan, Andre berjanji akan memberikan gajinya jika terpilih sebagai legislator. Gajinya tersebut akan diperuntukkan untuk pemberdayaan masyarakat. Dan terakhir, politisi senior dari Partai Demokrat yang juga incumbent Caleg DPRD Sulsel, Dapil Sulsel II atau Makassar B, Haidar Majid. Haidar mengatakan, calon incumbent memiliki nilai plus dan minus. Nilai positif karena calon petahana memiliki investasi politik dan sosial. 

“Tapi incumbent pasti punya masa lalu yang akan dievaluasi oleh masyarakat,” katanya. Meski begitu, Haidar menyakini kunci kesuksesan lahir dari sebuah kepercayaan. Jangan berkhianat kepada masyarakat ketika diberikan amanah.Hadir pula Dosen Ilmu Pemerintahan Unismuh dan Dr Andi Luhur Priyanto dan Dosen UNM Dr Yasdin Yasir SPd MPd sebagai penanggap dalam diskusi ini. (cha)