MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Masjid yang lebih representatif untuk penghapal Qur’an akan dibangun di Kampung Tidung Mariolo, Kelurahan Tidung, Makassar.
Masjid yang semula bernama Masjid Ar-Raudhah ini menjadi Masjid Baitul Qur’an bertujuan untuk melahirkan lebih banyak penghapal Qur’an.
Rapat panitia pembangunan masjid yang diadakan pada Ahad (17/2) di Kampus II Pondok Pesantren Al-Imam Ashim, Tamangapa, menetapkan peletakan batu pertama akan diadakan pada Ahad, 24 Maret 2019.
Sejumlah tokoh agama, pejabat, dan tokoh masyarakat diharapkan hadir dalam acara tersebut.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Imam Ashim, Al-Hafhidz KH Syam Amir Yunus, LQ mengutarakan alasan pembangunan dan harapan untuk melahirkan lebih banyak lagi penghapal Qur’an.
“Masjid tersebut diharapkan menjadi pusat pertumbuhan untuk melahirkan generasi yang lebih mencintai Qur’an. Juga sebagai sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi masyrakat setempat karena dengan keberadaan masjid diharapkan sebagai tujuan untuk wisata religi,” urainya.
Masjid ini, kata dia, akan berbeda dengan masjid lainnya, karena selain difungsikan sebagai tempat salat lima waktu bagi masyarakat luas, juga berfungsi sebagai tempat para santri belajar dan menghafal quran.
Orang tua santri yang berasal dari luar Makassar juga akan menjadi kampung tidung sebagai daerah kunjungan wisata dan religi.
Sementara itu, ketua panitia pembangunan masjid, Nur Alim Djalil, menyebutkan bahwa keberadaan masjid ini menjadi salah satu impian masyarakat Tidung, yang sudah lama mengharapkan masjid yang representatif dan juga menjadi simbol bagi Kampung Tidung seperti yang sudah lama didegung-degungkan, bahwa Tidung Mariolo sebagai kota santri dan juga kota sejarah di Makassar.
Sementara arsitek masjid tersebut, Ir. H. Ma’ruf mengatakan bahwa rancangan masjid akan dibangun dengan mempertimbangkan kenyamanan para penghapal Pondok Pesantren Al-Imam Ashim.
Masjid beraksitektur Timur Tengah dan Meditarian tersebut direncanakan dibangun dengan tiga lantai dengan anggaran sekitar Rp5 miliar. (rls)