GOWA, UJUNGJARI.COM -Muhammad Alimin Rahimatullah (17), siswa SMK Somba Opu Kabupaten Gowa nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri dengan seutas tali nilon warna biru di lehernya.
Peristiwa yang terjadi Jumat (15/2/2019) pukul 14.00 Wita kemarin ini menggegerkan keluarga dan para tetangganya di Dusun Kaledupayya, Desa Taeng, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa.
Kanit Reskrim Polsek Pallangga Ipda Muhammad Ali kepada media di TKP mengatakan, korban pertama kali ditemukan oleh kakak iparnya, Nur Annisa Putri (19). Alimin selama ini memang tinggal bersama orangtuanya, kakaknya serta kakak iparnya. Meski begitu tidak ada yang tahu aksi bunuh diri yang dilakukan Alimin tersebut.
“Nur Annisa, kakak ipar korban masuk ke rumah untuk mengecek keberadaan adiknya Alimin. Nemun ketika masuk, Annisa kaget melihat Alimin sudah membujur kaku tergantung dengan tali jemuran dilehernya. Kemudian Annisa
lari keluar meminta tolong ke warga sekitar. Korban pun diturunkan dari gantungannya oleh paman korban, Dg Siama dan Dg Nassa lalu direbahkan di atas kasur,” jelas Kanit Reskrim Polsek Pallangga ini.
Dari TKP (rumah korban), Polisi mengamankan barang bukti seutas tali jemuran dan sebuah buku yang didalamnya berisi pesan untuk ibu korban.
Dalam buku itu terdapat hasil tulisan tangan Alimin yang menjadi pesan terakhirnya yang sengaja dibuatnya untuk ibunya.
Usai olah TKP dan pemeriksaan tim Inafis Polres Gowa terhadap kondisi korban yang tidak menemukan tanda-tanda kekerasan terdiri diri korban, pihak keluarga pun melakukan proses penanganan jenazah dan pemakaman setelah sebelumnya menolak dilakukan otopsi terhadap korban. Pihak keluarga ikhlas menerima kejadian tersebut sebagai sebuah takdir.
Ibu korban, Murliati (45), sangat terpukul dengan kelakuan Alimin menghabisi nyawanya sendiri. Murliati yang menopang ekonomi keluarganya dengan menjadi karyawan SPBU ini mengatakan, kemungkinan besar anaknya depresi dan mengalami ketakutan besar setelah terlibat tabrakan motor dengan seorang anggota TNI. Dan kasus tabrakan tersebut sementara diproses di Pos Lantas Sungguminasa.
“Mungkin anak saya ini kasian ketakutan karena kejadian itu sehingga dia (Alimin) mengambil jalan pintas begini,” kata Murliati menangis.
Murliati makin miris saat tahu anaknya meninggalkan pesan untuknya dan merupakan pesan terakhir dari anak bungsu yang sangat dia sayangi ini.
“I Ucok (nama akrab Alimin) menulis pesan untuk saya dan kakaknya. Dalam surat itu dia minta maaf karena merasa banyak menyusahkan saya ibunya. Dia juga minta kakaknya untuk jagai ka dan tidak bikinga menangis,” beber Murliati histeris. (saribulan)