MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Cabang Sulsel berkumpul, dan menggelar rapat membahas berbagai persoalan pelayanan rumah sakit.
Rapat koordinasi ini dipimpin oleh Dr. SulfikarA Goesli, Sekertaris ARSSI Daerah Sulsel dan dihadiri oleh sejumlah rumah sakit swasta di Sulsel, di hotel Swiss Bell Inn Panakukang, Makassar, (16/2/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam rapat tersebut membahas beberapa hal, seperti keterlambatan pembayaran klaim BPJS, penggantian biaya obat Prolanis, pending klaim BPJS, dan persoalan persoalan lain terkait kebijakan dari BPJS.
Hadir dalam rapat Dr. Jimmy Lao (RS Sentosa), Dr. Najib (RS Paramount), Dr. Zulfikar Gusli (RS Faisal), Dr. Victor Trigno (RS Hermina), Dr. Marhaen Hardjo (RS Wisata UIT ), Dr. Anis Bamatraf ( RS Wisata UIT ), dr wachyudi muchsin (RS wisata UIT).
Dari berbagai persoalan, pengurus ARSSI Sulsel fokus meminta BPJS lebih memperhatikan regulasi hemodialisa yang di beberapa rumah sakit swasta sudah melalui proses panjang baik izin PERNEFRI, Dinas Kesehatan baik Sulsel dan kota. Namun belum juga terjalin kerjasama dengan berbagai alasan, padahal banyak masyarakat yang membutuhkan hemodialisa, namun faktanya di batasi oleh regulasi yang tidak jelas.
Belum lagi karena keterlambatan BPJS memaksa managemen rumah sakit terpaksa ambil pinjaman dana talangan di bank dengan bunga 0,8 persen.
“Seharusnya bunga bank dari pinjaman rumah sakit akibat keterlambatan BPJS di tanggung oleh pihak BPJS. Masa terlambat pembayaran dibebani ke pihak rumah sakit,” ujar dr Wachyudi Muchsin SH Kepala Divisi non Medik RSU Wisata UIT. (*)