GOWA, UJUNGJARI.COM — Progres ODF (Open Defecatiom Free) atau stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) di Kabupaten Gowa sudah mencapai 80,84 persen. Hal ini tentu menjadi satu langkah bahwa program stop BABS ini berjalan dengan baik.
Hal ini diungkapkan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gowa, Taufik Mursad saat mendampingi Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni dalam kegiatan Advocacy and Horizontal Learning (AHL), Tuntas Sanitasi 2020, di Hotel The Rinra Makassar, Senin (12/2/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Taufik mengatakan, dari 167 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Gowa, tersisa 30 desa/kelurahan yang belum ODF.
“Alhamdulillah kita sudah mencapai angka diatas 80 persen, atau sudah 137 desa/kelurahan yang 100 persen ODF, artinya tersisa 30 desa/kelurahan yang belum ODF,” jelas Taufik.
Menurut mantan Kabag Umum Setkab Gowa ini, dengan angka yang dicapai saat ini, dirinya optimis Gowa mampu mencapai 100 persen ODF pada 2019 ini bahkan hingga 2020.
“Kami akan lebih gencar sosialisasikan ODF ini ke masyarakat agar masyarakat bisa mengubah perilaku jelek (BABS) itu, tentunya banyak cara memberikan gambaran memunculkan rasa malu dan rasa jijik mereka jika buang air di sembarang tempat,” katanya.
Salah satu upaya yang dilakukan Kabupaten Gowa untuk mencapai target tersebut yakni dengan mengikuti Advocacy and Horizontal Learning (AHL), tuntas Sanitasi 2020 yang diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar bersama Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI).
Sementara itu, Wabup Gowa Abd Rauf Malaganni mengatakan AHL tuntas sanitasi 2020 ini menjadi sarana sharing pengetahuan dan pengalaman dari seluruh pemerintah kabupaten beserta stakeholder serta pemerhati sanitasi untuk meningkatkan kualitas dan pencapaian akses sanitasi khususnya ODF dan air bersih.
“Kegiatan ini sangat baik untuk meningkatkan pengetahuan pemerintah mengenai sanitasi dan ODF. Apalagi dihadiri para narasumber dari berbagai daerah yang telah tuntas ODF 100 persen. Apalagi ada beberapa narasumber yang berpengalaman dan sangat baik dicontoh seperti Bupati Pringsewu yang merupakan kabupaten pertama menerapkan ODF 100 persen, ada juga dari Sumbawa Barat yang melakukan gebrakan 100 hari ODF 100 persen, serta Kota Solo yang sisa 3 persen sudah rampung target ODFnya,” jelas Raif Malaganni didampingi Kadis PUPR Gowa, Mundoap.
Sebelumnya Menteri Bappenas, Bambang Brodjonegoro membeberkan, secara nasional negara Indonesia menunjukkan peningkatan yang baik, meskipun hanya 23 kabupaten/kota di Indonesia yang 100 persen warganya tidak BABS, sedangkan Provinsi yang berhasil ditetapkan sebagai provinsi ODF/stop BABS yakni DI Yogyakarta.
“Indonesia berhasil menurunkan tingkat praktik BABS (Buang Air Besar Sembarangan) sebesar 1,2 persen, sehingga tahun 2018 ini tersisa 9,36 persen atau 25 juta penduduk yang belum budayakan BAB di tempatnya,” kata Bambang.
Menteri Bappenas pun mengimbau para kepala daerah untuk lebih aktif lagi mengajak masyarakat untuk tidak BAB sembarangan.
AHL ini menghadirkan perwakilan UNICEF Debora Comini, Perwakilan World Bank Christophe Prevost, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X serta Ikke Nurjannah sebagai Duta AMPL. (saribulan)