MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Sejak mulai berdiri pada tahun 1968, PT Vale Indonesia tidak pernah mengirim atau mengekspor bijih nikel dalam bentuk mentah.

Tapi semuanya sudah melalui proses pemurnian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jadi Vale mengekspor sudah dalam bentuk nikel murni.
”Bagi kami di PT Vale, pelestarian lingkungan lebih utama.

Misi kami dan para pendiri PT Vale adalah mengubah sumber daya alam menjadi sumber kemakmuran dan pembangunan berkelanjutan,” kata Febriany Eddy, Deputy CEO PT Vale Indonesia Tbk pada acara Simposium bertajuk ‘Keberlanjutan: Investasi Masa Depan’.
Simposium ini dihadiri lebih seratus orang dari berbagai kalangan, di antaranya mahasiswa, karyawan swasta, pemerintah, pemerhati lingkungan, dan wartawan.

Simposium berlangsung di Phinisi Ballroom Hotel Claro and Convention Centres, Rabu (6/1/2019).
Selain Febriany Eddy, simposium ini juga menghadirkan empat pembicara berskala nasional, masing-masing Noer Adi Wardojo, Kepala Pusat Standardisasi KLHK, Tumiran, anggota Dewan Energi Nasional, Jalal, CEO CSR Indonesia, dan Budi Santosa, Indonesia Business Counsil for Sustainable Development.
Febriany Eddy mengatakan, dalam menyalurkan dana kepedulian lingkungan, PT Vale sekarang agak berbeda dari apa yang telah dilakukan PT Vale tahun-tahun sebelumnya.

”Jadi kami di PT Vale dalam menyalurkan dana peduli lingkungan, tidak lagi kayak dulu-dulu yakni membagi-bagikan uang seperti membagikan donasi kepada masyarakat.

Tapi sekarang kami menjadikan penyaluran dana peduli lingkungan ini adalah sebuah investasi masa depan.

Dimana, keuntungannya tidak hanya dirasakan segelintir masyarakat dan dalam waktu singkat.

Tapi dengan menjadikan dana bantuan ini sebagai investasi, otomatis manfaatnya akan dirasakan banyak masyarakat dan dalam jangka panjang,” tutur Febriany Eddy.

(amir)