GOWA, UJUNGJARI.COM — Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gowa, Priska Paramita Adnan kembali ke lokasi longsor di Kelurahan Sapaya, Kecamatan Bungaya, Minggu (3/2/2019). Kunjungan kali ini menjumpai para korban longsor yang selamat dan masih di pengungsian.
Namun berbeda kunjungannya beberapa hari lalu, di akhir pekan kemarin, Priska mengajak Tumming Abu dan Bassitoayya, komedian dan sinesias Sulsel.
Tumming dan Abu serta lainnya yang turut serta seperti Adhy Bassi Toayya (Basto), Sukri Basto, Ikram Noer, Syukri Al Gazali dan Jade Thamrin untuk menghibur para korban longsor di Bungaya.
“Terimakasih buat para komedian dan sineas kebanggaan Sulawesi Selatan yang walaupun hari ini adalah hari minggu, seharusnya bersama keluarga masing masing, tapi mereka semua turut bersama-sama untuk menghibur, merasakan, berempaty dan juga menguatkan para korban longsor di Bungaya ini. Ini juga menjadi trauma healing bagi anak-anak korban bencana,” kata Priska yang juga adalah Bunda PAUD Kabupaten Gowa ini.
Priska berharap dengan adanya kunjungan para komedian ini, para korban longsor khususnya anak-anak dapat melupakan sejenak kisah sedih mereka yang terdampak longsor pada Selasa 22 Januari 2019 lalu.
Longsor yang menimpa Bungaya dan Manuju ini menelan korban sekira 55 orang dan masih ada 8 orang lagi sementara dalam pencarian tim evakuasi bencana alam Gowa.
“Ketika kami datang tadi masih banyak yang menangis karena teringat keluarga yang telah meninggalkan mereka. Tidak ada lagi harta benda tersisa. Rumah telah rata dengan tanah. Namun kami senantiasa ada, Insha Allah Gowa kami hebat, Gowa kami kuat,” hibur istri Bupati Gowa memberikan semangat kepada para korban bencana.
Saat Tumming Abu cs beraksi kocak, sekejab suara tawa terpingkal memenuhi ruang teras Masjid Sapaya.
Pemeran Film karya anak bangsa ‘Uang Panai’ ini pun menghipnotis para korban longsor. Sejenak mereka senang mendengarkan banyolan lucu Tumming Abu yang menjadi ikonic film yang bernuansa Makassar ini.
Usai menghibur para korban, Tumming Abu cs pun menyerahkan bantuan dan bersama para korban makan siang bersama diwarnai banyolan yang membuat senang para korban. (saribulan)