GOWA, UJUNGJARI.COM — Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Gowa Ambo mengimbau para camat, lurah atau kades hingga aparat terbawa untuk mendata nama-nama warganya khususnya para korban bencana banjir dan longsor yang dokumen kependudukannya hilang atau rusak akibat bencana.
Hal itu disampaikan Ambo kepada ujungjari. com di kantornya, Kamis (31/1/2019) pagi.
Adanya imbauan itu, kata Ambo, karena banyaknya korban bencana terdata yang rumahnya terendam air bah dan rumahnya rusak ditimpa material longsor sehingga dipastikan dokumen kependudukan miliknya sudah tidak bisa diharapkan baik itu KTP-el, kartu keluarga, akte lahir dan dokumen-dokumen lainnya yang diterbitkan oleh Dinas Dukcapil Gowa.
Kadis Ambo mengatakan, sejak
kejadian bencana alam di Gowa pada Selasa 22 Januari 2019 dimana terdapat ribuan masyarakat Gowa terdampak banjir di wilayah Kecamatan Pallangga dan sekitarnya juga ratusan warga terdampak longsor di beberapa dataran tinggi Gowa.
Karena itu kata Ambo, Dinas Dukcapil Gowa mengambil langkah untuk mengantisipasi kepemilikan dokumen kependudukan warga korban bencana tersebut.
“Iya kami mengambil beberapa langkah antara lain menyampaikan kepada para camat melalui media WhatsApp untuk dapat mengkoordinir warga-warganya (korban bencana) bilamana warga tersebut dokumen kependukannya hilang atau rusak. Jadi kami minta agar data warga dibuat dan diserahkan kolektif yang ditangani aparat terbawah,” katanya.
“Jadi ada data kolektif keseluruhan warga korban yang masih hidup. Nanti akan kami buatkan KTP-el yang baru demikian juga KK dan akte lahir serta dokumen kependudukan lainnya. Untuk memudahkan pencarian data base maka setiap nama korban dilengkapi nama orangtua dan tanggal lahir. Jika lengkap dengan nama.orangtuanya maka akan mudah data base terbaca. Kita akan ganti KTP-elnya dan lainnya dengan kartu baru,” jelas Ambo didampingi Reza Pratama, Kasi Identitas Pendudukan Disdukcapil Gowa.
Selain menunggu penyerahan nama-nama warga korban bencana dari para camat, pihak Disdukcapil juga proaktif mendatangi posko-posko pengungsian dan menyampaikan secara langsung kepada para pengungsi untuk tidak cemas kehilangan dokumen kependudukannya saat bencana terjadi sebab semuanya akan diganti baru (dicetakkan).
“Warga korban yang mau datang langsung ke kantor Dukcapil bisa juga tapi tetap harus ada pembuktian dari pemerintah setempat bahwa warga ybs adalah benar korban bencana alam. Pasalnya kami takutkan ada warga bukan korban bencana yang menggunakan kesempatan ini. Kami juga mengimbau kepada masyarakat korban bencana agar tidak.mudah menginputkan data dirinya bilamana ada oknum yang turun dan mengaku bisa menguruskan KTP-el dan lainnya. Kami dari Disdukcapil akan turun sendiri. Jika ada orang ngaku-ngaku tidak usah diladeni. Kita takutnya ada yang manfaatkan kondisi dan boleh jadi menyurih bayar padahal gratis,” tandas Ambo.
Khusus bagi korban bencana longsor yang tengah dirawat di rumah sakit atau puskesmas dan ternyata memang belum punya KTP-el sementara butuh perawatan dan pengobatan maksimal dan cepat, maka Disdukcapil akan datangi ke rumah sakit.
“Kita akan rekam langsung untuk proses pencetakan KTP-el nya. Salah satu korban bencana yang kota rekam langsung di rumah sakit dan butuh penanangan.media secara cepat adalah Ibu Sayani. Korban longsor yang masih hidup itu, kini sebatangkara setelah tiga orang anaknya, suaminya serta ayah mertuanya tewas dalam musibah longsor di Desa Mangempang Kecamatan Bungaya,” kata Ambo. (saribulan)