GOWA, UJUNGJARI.COM — Wakil Presiden RI Muh Jusuf Kalla telah menyetujui pembangunan bendungan Jenelata. Pernyataan itu disampaikan JK saat peninjauannya di waduk Bilibili, Minggu (27/1/2019) kemarin.
JK menyebutkan bahwa pembangunan bendungan Jenelata ini menjadi skala prioritas tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Awalnya rencana pembangunan bendungan Jenelata ini sudah dibahas oleh Kementerian PUPR RI pada 2017 lalu. Bahkan direncanakan oleh Kementrian PUPR pembangunannya dimajukan tahun 2017 dari target 2019 sehingga diharapkan bendungan ini bisa selesai pada 2021 mendatang.
Kementerian PUPR pun juga sudah menganggarkan sebesar Rp 1,4 triliun untuk pembangunan bendungan Jenelata ini. Sayangnya hingga memasuki tahun 2019 ini, rencana itu belum berjalan.
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan sendiri sudah pernah menemui Menteri PUPR RI Basuki Hadimuljono di Jakarta sebelumnya untuk rencana pembangunan itu.
Adnan bahkan sudah meminta agar dibuat tim investigasi untuk menelusuri kepemilikan lahan di daerah itu, sehingga nantinya ketika proses pembangunan di tahun depan sudah tidak ada masalah lagi.
Pemkab Gowa juga sudah membentuk tim pembebasan lahan warga dimana Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni yang ditunjuk selaku ketua tim pembebasan lahan.
“Kondisi banjir bandang kemarin disebabkan tingginya debit air akibat bertemunya arus sungai Jenelata dengan air buangan waduk Bilibili saat pintu spillway waduk dibuka Selasa (22/1/2019) lalu. Makanya sudah sangat mendesak pembangunan bendungan Jenelata ini untuk mereduksi volume air sungai Jenelata tersebut. Terkat rencana pembangunan bendungan Jenelata, saya sudah menemui pak Menteri PUPR di Jakarta membicarakan itu bahkan pek menteri sudah mengalokasikan anggarannya sebesar Rp 1,4 triliun. Bahkan kami juga sudah sepakat menjamin soal pembebasan lahannya akan aman,” kata Bupati Adnan kepada media disela mendampingi kunjungan Wapres JK di waduk Bilibili, Minggu (27/1/2019) lalu.
Terpisah, Kabid Pertanahan Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Gowa Syahrul Syahrir kepada Beritakota Makassar, Senin (28/1/2019) siang, menjelaskan untuk perencanaan pembangunan bendungan Jenelata akan mencakup luasan sekira 1.799 hektare.
Luasan ini secara rincian mencakup untuk area genangan 1.190 hektare, untuk sabuk hijau (green bell) 432 hektare, untuk holit bendungan seluas 123 hektare dan quarry 54 hektare.
“Dari perencanaan bendungan Jenelata ini estimasinya akan memindahkan sebanyak kurang lebih 7.092 jiwa yang menghuni empat desa yang akan dihilangkan,” kata Syahrul.
Ia merinci, jumlah KK (kepala keluarga) yang akan direlokasi dari empat desa tersebut yamni 1.773 KK dengan rincian masing-masing di Desa Pattallikang sebanyak 621 KK, Desa Moncongloe 443 KK, Desa Bilalang 198 KK dan Desa Tanakaraeng 511 KK. (saribulan)