LUWU, UJUNGJARI.COM — Ratusan massa yang menamakan diri Aliansi Wija To Luwu akan melakukan pawai dari Larompong, Kabupaten Luwu hingga Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Selasa (29/1/2019).

Pawai yang menggunakan puluhan kendaraan bermotor ini sebagai bentuk perlawanan kepada pemerintah yang hingga saat ini belum mencabut moratorium daerah otonom baru (DOB).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Belum dicabutnya moratorium DOB ini berimbas semakin tidak jelasnya pembentukan daerah Walenrang-Lamasi (Walmas) sebagai daerah otonom baru.

“Jika Walmas belum terbentuk menjadi Kabupaten Luwu Tengah maka perjuangan masyarakat Tana Luwu untuk membentuk provinsi tidak akan terwujud. Sementara Provinsi Luwu Raya adalah harga mati yang harus terus diperjuangkan,” kata jendral lapangan aksi, Tandiesak Parinding, Senin (28/1/2019).

Pawai yang menempuh jarak sekitar 325 kilometer dibagi dalam tiga tahap atau tiga kelompok massa. Tahap pertama massa akan melakukan pawai dari Larompong, Kabupaten Luwu hingga perbatasan Luwu Utara.

Selanjutnya aksi pawai akan dilanjutkan Hikma Lutra hingga perbatasan Luwu Timur. HAM Lutim selanjutnya akan melakukan pawai dari Burau hingga Soroako.

Adapun organisasi mahasiswa yang turut dalam aksi pawai ini antara lain, Ipmal, Imwal, Hikma Lutra, HAM-Lutim Batara Guru, HAM Bastem, Himalaya, IMM, HMI, GMKI.

Tandiesak menuturkan, Aliansi Wija To Luwu akan terus mendesak agar pemerintah segera mencabut moratorium DOB karena hal tersebut merupakan kebutuhan mendesak yang harus diperjuangkan.

Kondisi geografis Walmas yang terpisah dari Kabupaten Luwu menjadi alasan mendasar dibentuknya daerah tersebut sebagai daerah otonom. Untuk pengurusan administrasi, masyarakat di daerah Walmas harus menempuh jarak sekitar 80 hingga 100 kilometer.

“Gerakan kami murni melanjutkan perjuangan para tokoh Tana Luwu yang telah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Olehnya itu, kami berharap agar masyarakat mendukung dan bersatu dalam gerakan kami ini,” kata Tandiasek. (irwan musa)