MAKASSAR, UJUNGJARI — Prosesi pengukuhan Guru Besar Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Prof Dr Abdul Rahman Rahim,SE,MM, Sabtu (26/1/2019), dihadiri 44 guru besar dari Makassar dan Jawa.

Selain itu, juga hadir pimpinan pergurun tinggi Muhammadiyah seluruh Indonesia. Seperti Ketua Stisipol Muhammadiyah Sinjai Dr Umar Tjongge,MSi. Ketua STKIP Muhmmadiyah Barru Dr Andi Fiftar Abdi Alam,MSi. Rektor Unismuh Palu Dr Rajindra Rum,SE,MSi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Usai acara pengukuhan, Rektor Unismuh Palu Dr Rajindra Rum mengaku mendapat inspirasi dan motivasi untuk mengikuti jejak Prof Rahman Rahim jadi guru besar. Apalagi bagi seorang dosen, jenjang tertinggi dan puncak bagi profesi ini adalah guru besar.

”Semua dosen tentu bermimpi dan berangan-angan untuk bisa sampai ke puncak dalam pengabdian dan meniti karier selaku dosen,” ujar doktor manajemen PPs-UMI Makassar ini.

Semangat dan motivasi pria kelahiran Lagosi, Wajo 5 Mei 1959 ini, semakin terpacu dengan sambutan Kepala LLDIKTI IX Sulawesi Prof Dr Jasruddin,MSi yang mengatakan, bahwa doktor yang tidak mengurus guru besar berarti menzalimi diri dan keluarganya.

Hal sama juga ditegaskan Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof H Lincolin Arsyad,MSc,PhD. Ia mengatakan, para doktor harus mengikuti jejak Prof Rahman Rahim.

”Jangan doktor terus sampai pensiun. Kalau itu yang terjadi , berarti menganut falsafah pohon pisang. Karena pohon pisang itu, sekali berbuah langsung mati. Tidak pernah pohon pisang berbuah dua kali,” kata Kepala Badan KB dan PP Kabupaten Donggala, Sulteng 2008-2014 ini.