Site icon Ujung Jari

Priska Kembali Datangi Tiga Titik Longsor di Bungaya, Bawa Dua Truk Logistik

GOWA, UJUNGJARI.COM — Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Gowa, Priska Paramitha Adnan didampingi sejumlah pengurus TP PKK Gowa, kembali turun ke lokasi longsor, Sabtu siang (26/1/2019).
Kalau Jumat kemarin fokus sambangi warga korban longsor di Kelurahan Sapaya, Sabtu tadi isteri bupati Gowa ini mendatangi tiga titik longsor lainnya di Bungaya, yakni Bissoloro, Rannaloe, dan Buakkang.
Kedatangannya di area longsor itu tidak hanya melihat langsung lokasi maut yang telah menimbun puluhan warga setempat, juga Ketua TP PKK Gowa ini turun membawa logistik untuk diserahkan kepada warga korban longsor yang mengungsi. Berada dekat dengan warga korban longsor khususnya yang berhasil mengungsi ke tempat aman, Priska kembali tak kuasa menahan air matanya.
Sebagai seorang ibu, sebagai anak, sebagai saudara, sebagai adik, sebagai teman, sebagai tetangga dan sebagai kerabat, Priska dapat merasakan kepedihan dan kesedihan yang dialami para warga.
”Sedih sekali melihat mereka yang kehilangan anak, ibu, ayah, saudara, sepupu, tetangga, kerabat, kakek, nenek, cucu, tante, om, ponakan, teman, suami, istri. Yah Allah tabahkan selalu mereka yang kehilangan itu. Berilah mereka keikhlasan dan ketabahan mendapatkan ujian maha dahsyat dari Allah SWT,” ungkap Priska terbata-bata di lokasi.
Kepada para korban di Bungaya, Priska membawakan logistik dua truk berisi berbagai macam kebutuhan. ”Hari ini kita mengirimkan dua truk bantuan untuk Desa Bissoloro, Desa Rannaloe, dan Desa Buakkang di Kecamatan Bungaya. Desa Rannaloe dan Buakkang ini terletak di atas gunung dan akses jalan utama lumpuh total karena tertimbun longsor,” jelasnya.
Perjalanan menyalurkan bantuan dan menemui korban longsor ditempuh kurang lebih lima kilometer dengan medan terjal naik gunung dan berlumpur untuk menuju Desa Rannaloe sampai akhirnya dilanjutkan dengan menggunakan motor menyalurkan bantuan bersama komunitas motor trail. Priska melakukan perjalanan keduanya menyalurkan bantuan bersama komunitas trail.
Di Desa Rannaloe ada dua orang korban longsor, yakni Dg Lebang dan Dg Ngena yang terselamatkan. Namun mereka dalam kondisi butuh dirujuk secepatnya ke rumah sakit. Karena mereka mengalami trauma kepala dan juga ada yang mengalami closed fracture dipanggulnya. Obat-obatan terbatas dan butuh tandu untuk diangkat dan dievakuasi dengan cara ditandu sepanjang sepuluh kilometer dengan berjalan kaki melalui medan terjal dan berlumpur sebab helikopter tidak bisa mendarat di lapangan Desa Rannaloe karena kondisi lapangan yang tidak memungkinkan,” ungkap ibu dua anak ini makin trenyuh.
Selain bahan makanan pokok, kata Priska, para korban pengungsi perlu mendapatkan penerangan berupa genset, bahan bakar, lampu darurat, senter, lilin, matras, selimut dan obat-obatan.
Di tengah menyeka air matanya, Priska yakin di antara para korban baik korban mengungsi, korban hilang, korban tewas dan korban luka, pastilah ada kader-kader PKK desa. Karena itu, Priska pun berharap atas kejadian bencana ini, para kader mampu bertahan hidup penuh kesabaran dan ketabahan.
”Duka mereka adalah duka saya,” jelas Priska yang menempuh perjalanan menuju lokasi dengan menapak tebing-tebing terjal berlumpur dan kadang harus dibonceng sepeda motor warga yang turut melakukan pencarian korban. (saribulan)

Exit mobile version