GOWA, UJUNGJARI.COM — Dari 44 orang dinyatakan hilang pasca longsor yang terjadi di Desa Pattallikang Kecamatan Manuju (23 orang hilang) dan di Sapaya Kecamatan Bungaya (21 orang hilang), kini baru 27 orang berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia tertimbun material longsoran.
Dari update informasi yang dihimpun Posko Induk Bencana Alam Kabupaten Gowa, terdata 27 orang telah ditemukan dari dua lokasi longsoran di dataran tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Para korban tewas yang telah ditemukan yakni di wilayah Kecamatan Bungaya sebanyak 14 orang tepatnya di Desa Mangempang adalah Hamzah bin Nuru, Erlangga, Mutung Dg Kasma, Muh Iksan.
Di Desa Buakkang Kecamatan Bungaya adalah Karimuddin, sedang di Desa Bontomanai adalah Bonto bin Baso. Di Kelurahan Sapaya yakni Dg Tola, Dg Bola’, Hamsir, Aldi, Dg Jarung, H Naha, Saeni dan Ti’no binti Leo.
Sementara di Desa Pattallikang, Kecamatan Manuju sudah 6 orang ditemukan tewas. Rabu (23/1/2019) kemarin sudah ditemukan 5 orang dan Kamis (24/1/2019) pulul 13.00 Wita ditemukan lagi satu orang tewas bernama Rahmatia (41).
Jazad Rahmatia yang mulai hancur itu langsung dievakuasi tim penyelamat ke rumah keluarga korban untuk diproses pemakaman.
Dalam proses pencarian di hari ketiga pasca longsor ini Tim 2 yang dipimpin Dandim 1409 Letkol Arh Nur Subekhi bersama Wabup Gowa Abd Rauf Malaganni terus bergerak.
Pencarian yang didampingi anggota Basarnas dan masyarakat sekitar itu menggunakan alat besar ekscavator serta bantuan anjing pelacak.
“Iya saat ini proses pencarian korban longsor di Kecamatan Manuju dan Bungaya tengah berjalan. Semoga keuletan dan semangat tim penolong membawa berkah sehingga seluruh korban hilang yang diduga sudah meninggal dunia itu segera ditemukan,” jelas Kabag Humas Kerjasama Setkab Gowa Abdullah Sirajuddin.
Sementara itu Tim 1 Evakuasi Bencana Alam Gowa yang dikomandoi Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan saat ini fokus memantau kondisi lokasi banjir di Kelurahan Samata Kecamatan Somba Opu dan Kelurahan Pangkabinanga dan Desa Tetebatu, Kecamatan Pallangga terus bergerak.
Bupati Adnan juga memantau kondisi para pengungsi. Pengungsi yang tidak menempati titik pengungsian (hanya mengungsi ke rumah keluarga dan tempat aman di luar titik ungsian yang ditunjuk pemerintah) hanya disuplay logistik.
“Kami terus melakukan pemantauan kepada korban banjir utamanya yang berada di pengungsian sambil kita pantau kondisi losgistiknya. Jika mulai berkurang, maka posko menyuplai lagi ke pengungsian. Yang jelas Pemkab Gowa menjamin ketersediaan logistik kepada para korban banjir baik berupa makanan, minuman hingga pakaian dan kebutuhan lainnya. Pendistribusian logistik juga kita lakukan ke korban longsor di Manuju dan Bungaya,” kata Bupati Adnan kepada media di Posko Induk Bencana Alam Gowa sebelum turun ke lapangan.
Bahkan kata Adnan, sejak pagi direncanakan akan menyuplai langsung logistik ke Bungaya dan Manuju menggunakan pesawat Helikopter namun rencana itu urung lantaran pihak TNI AU melarang untuk terbang lantaran cuaca tidak memungkinkan.
“Sampai sekarang evakuasi korban longsor terus kita lakukan termasuk suplai logistik ke korban banjir dan ke lokasi longsor. Tadi pagi saya sudah dapat dukungan Pangdam untuk menuju Bungaya dan Manuju dengan menggunakan heli namun ternyata batal sebab pihak TNI AU melarang karena cuaca tidak bagus. Jadi kami suplay logistik lewat jalur darat semampunya sambil menunggu kondisi cuaca bagus untuk terbang. Juga alat berat untuk kita sudah kirim untuk buka akses-akses jalan agar bisa menyuplai cepat logistik lewat darat,” jelas bupati.
Dari data yang ada, total pengungsi baik korban banjir maupun tanah longsor mencapai 3.074 jiwa.
Menyinggung soal perbaikan pasca bencana menurut Bupati Gowa, saat ini pemerintah kabupaten fokus dulu pada evakuasi korban. Setelah itu tambah dia, barulah akan dilakukan recovery utamanya infrastruktur-infrastruktur.
“Iya kita fokus dulu pada evakuasi para korban. Setelah itu baru kita lakukan recovery dan itu akan jadi prioritas kita. Kami juga memohon
bantuan dari Pemprov dan pemerintah pusat untuk membantu pemerintah Gowa dalan rangka pemulihan pasca bencana ini termasuk sangat kita harapkan bantuan-bantuan para pengusaha untuk mengirimkan alat berat miliknya guna membantu melakukan pembukaan akses jalan yang tertutup material longsor. Dan alhamdulilah bantuan-bantuan alat berat itu sudah datang sehingga memudahkan kerja-kerja kami di lapangan,” kata Adnan sembari mengatakan sejauh ini pemerintah kabupaten belum memberlakukan tanggap darurat karena kejadian bencana hanya satu hari sehingga diberlakukan status waspada saja. (saribulan)