MAKASSAR, UJUNGJARI — Awal tahun 2019 viral beredar video penganiayaan antarsiswa. Pelakunya pelajar yang masih duduk di bangku SMP dengan usia rerata 19 tahun. Lokasi penganiayaan dalam video yang sempat viral itu berlangsung di Alun-Alun Kota Barru.

Peristiwa ini mengundang perhatian banyak kalangan. Salah satunya dari Dr H Mas’ud Muhammadiyah,MSi. Putra Barru kelahiran Bojo, 10 Oktober 1963 ini menjabat Wakil Rektor (WR) II Universitas Bosowa (Unibos) Makassar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurutnya, penganiayaan yang melibatkan sesama siswa itu perlu segera solusi pemecahannya. Juga mencari akar permasalahan agar kasus serupa tidak terulang kembali.

”Solusinya adalah kembali ke kurikulum yang berbasis karakter dengan menekankan pada proses belajar mengajar individual. Hindari target hasil tetap pada proses,” tandas doktor pendidikan Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar ini.

”Kasus ini ibaratnya sebuah gunung es di lautan. Tak terlihat, tapi justru siap merobek kapal yang berani menabraknya. Artinya, ada sistem pendidikan nasional yang keliru, karena lebih pada penekanan ilmu daripada karakter,” tegasnya.

Sekretaris DPD ADRI Sulsel ini mengajak untuk menarik hal ini menjadi pembicaraan lokal. ”Janganlah pendidikan dimaksimalkan namun lupa tentang kemampuan dan keterampilan tiap peserta didik. Dalam pendidikan tidak ada anak yang bodoh,” tandasnya. (rls)